Muncul kekhawatiran lainnya, bagaimana jika hacker juga menyasar ke bank atau digital fintech.
Saya berspekulasi demikian karena beberapa hari yang lalu muncul kabar bahwa temannya teman saya di komunitas penerima beasiswa untuk master dan doktoral telah kehilangan uang beasiswanya di mobile bankingnya.
Apalagi uang yang terkuras itu sangatlah banyak, padahal si korban tidak mengambil uang tersebut. Anehnya dia sedang berada di Madura sementara si tersangka yang mengambil uangya terdeteksi di Jakarta.
Si korban merasa informasi pribadinya telah dicuri setelah menjalankan kuliah melalui aplikasi Zoom. Memang keamanan Zoom juga dianggap rentan dan pihak Zoom pun mengakuinya. Bahkan ada transaksi jual beli akun pengguna Zoom di dark weeb ditambah pula aplikasi Zoom  yang mendadak digandrungi pengguna, imbas dari Work from Home maupun Study at Home.
Sontak di grup penerima beasiswa tadi heboh. Saya mendadak menguninstall Zoom namun akhirnya saya download lagi karena beberapa dosen masih menggunakan Zoom.Â
Teman saya yang ahli IT pun menyarankan untuk mengganti e-mail yang tidak terintegrasi dengan data di bank atau digital fintech. Teman saya juga menyarankan saya untuk tidak menggunakan mobile banking, untuk satu ini saya memang telah lama menghapusnya karena tergiur dengan digital fintech baru yang muncul.
Selain itu teman saya juga menyarankan agar tidak menyebarkan link percakapan Zoom secara luas dan tidak terlalu lama-lama berada di aplikasi Zoom.
Jika Zoom saja kecolongan, lantas kenapa Tokopedia juga kecolongan?
Di masa pandemi seperti sekarang, tentu sebagian praktisi IT menjalankan Work From Home, ini pula yang membuat pertanyaan besar di kalangan masyarakat, apakah aman menggunakan e-commerce dan menyimpan uang secara digital di tengah pandemi?
Di saat pembatasan sosial seperti sekarang juga sulit untuk menjangkau ke bank dan harus mengantre lama jika sesuatu yang buruk terjadi. Alhasil kekhawatiran tersebut tentu masih ada. Apalagi ada seorang pakar mengatakan tidak ada satupun sistem yang sempurna dan aman selama ada hacker yang lebih jenius dari sistem itu.
Saya tidak habis pikir, kenapa peretas-peretas itu begitu tega berbuat tindak kriminal di saat semua orang sedang berjuang dengan pandemi yang belum usai ini. Mengapa mereka menggunakan kepintaran dan kejeniusan mereka untuk hal-hal yang merugikan orang lain?