Apa salahnya aku?
Apa karena aku berasal dari pasar terpencil di Wuhan China
Kau sebut aku petaka?
Memang, kini jumlahku sangat banyak
Ribuan? Tidak!
Kini aku sudah bermutasi menjadi jutaan
Aku membuat seisi dunia ketakutan
Ada sebuah negara yang meremehkanku saat teman-temanku masih sedikit
Bahkan negara itu menawarkan influencer untuk menarik wisatawan berdatangan
Lalu mereka malah tergigit
Begitu tahu aku seperti bibit
Terus bertambah banyak tak terbesit
Kenapa mereka takut?
Aku sebenarnya hanya diam di satu tempat
Aku diam di satu tubuh manusia
Lalu manusia-manusia menularkannya
Karena tidak menjaga kebersihan dan sering lupa cuci tangan
Mereka juga kadang meremehkan
Padahal aku tak kasat mata
Mereka kira aku bergerak
Aku hanyalah sebuah virus yang diam
Aku bergerak jika manusia meludah, berbicara keras, batuk-batuk dan berjabat tangan
Aku hanyalah sebuah virus yang tak bisa bergumam
Tapi manusia membuat sebuah narasi ketakutan berlebihan
Aku tertawa dalam organ
Mereka kira aku bergerak
Manusialah yang menggerakkanku
Sudah benar mereka berdiam
Menjaga jarak meski penuh liku
Agar hidup mereka tidak suram
Biarkan aku menghilang
Aku ingin tenang
Jangan pernah aku dikenang
Berdoalah di malam nisfu syaban yang tenang
Agar aku benar-benar menghilang
Dari Aku yang mereka sebut Covid-19
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H