Mohon tunggu...
Mario b o j a n o Sogen
Mario b o j a n o Sogen Mohon Tunggu... Penulis - Pengagum Senja | Penulis | Content Writer

Aku ingin menjadi seperti kunang-kunang. Dalam gelap aku terang. Dalam gelap aku bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Salam Terakhir: 5. Handphone Mega Hilang

26 Januari 2022   11:45 Diperbarui: 28 Januari 2022   06:58 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rasanya ingin cepat-cepat pulang. Sampai-sampai terlintas pikiran untuk izin pulang terlebih dahulu karena sakit. Mukanya memang sedikit pucat jadi ia pikir tak ada masalah jika ia akan izin dengan alasan sakit.

Tapi Mike mengurungkan niat, memaksakan diri bertahan sampai pukul 20.00 WIB.

Mike mendorong pintu pagar depan kost dengan segera ketika sampai di depan pintu gerbang. Kostnya memang ada pintu gerbangnya. Kostnya terdapat beberapa kamar dalam satu petak yang dikelilingi rumah warga sekitar. Di sebelah gang terdapat sebuah Masjid. Disamping kamar kost masih ada beberapa kamar kosong, ada yang sudah terisi.

Mike mematikan mesin sepeda motornya ketika sampai persis di depan kamar. Membuka helm dan meletakkannya di gagang kaca spion. Mike sudah biasa membiarkannya disitu, tidak ada yang mengambilnya. Lalu dengan segera menghampiri pintu kamar, menunduk sedikit, memasukan tangan kedalam sepatu kuliahnya lalu mengeluarkan satu buah anak kunci kamar kemudian membuka pintu.

Ia meletakkan tasnya di atas meja, membuka sepatu lalu menaruhnya di bawah kolong meja. Sepatu hitam laiknya sepatu para pejabat itu memang selalu ia letakkan di dalam kamar.

Mike menghampiri ranjang setelah puas menenggak dua gelas air putih, lalu merebahkan tubuhnya. Ia benar-benar tidak ingin untuk mandi. Yang ia inginkan hanyalah tidur. Itu saja. Tak peduli akan tersadar dan bangun di jam berapa karena kampung tengah yang mengamuk belum diisi makanan apa-apa malam ini.

Baru saja hendak masuk ke alam mimpi, bunyi handphone mengagetkannya. Dengan suara malas, mata setengah terbuka ia memaki - maki handphone yang berdering.
Ia putuskan untuk tidak meresponnya bahkan hanya melirik siapa yang menelepon pun ia sama sekali tidak mau.

Akhirnya suara deringnya hilang. Tapi tak lama kemudian berdering lagi.

"Ahhh,, sialan. Mengganggu saja," Mike memaki sambil meraih handphonenya lalu matanya  tiba-tiba membelalak membaca tulisan yang muncul.

"Sialan. Dia lagi," gumamnya kesal.

"Apakah dia tahu bahwa di jam seperti ini aku sudah pulang kerja ? Ahh persetan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun