Mohon tunggu...
Hari Dwi Wahyudi
Hari Dwi Wahyudi Mohon Tunggu... profesional -

makhluk Tuhan yang paling unik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Manusia dan Sang Waktu (1)

24 Maret 2012   21:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:31 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

“ Seburuk-buruknya masa lalu,..janganlah kita mbencinya,karena itu adalah perjalanan kehidupan kita...,dan tiada masa sekarang atau masa depan tanpa ada peristiwa masa lalu...kemarin adalah kenangan,hari ini adalah knyataan dam esok adl harapan... maka jadikanlah hari esokmu sesuatu yang lebih baik dari kemarin dan hari ini ”

Sang waktu dan manusia, adalah satu kemelekatan yang tak terpisahkan. Manusia mempunyai waktu dan waktu adalah milik manusia, baik itu dalam artian private maupun milik manusia dalam artian sosial. Rekam jejak perjalanan hidupnya manusia membagi waktu; masa lalu, kini dan masa esok. Dalam rekam jejaknya pula, tak setiap peristiwa yam dialami oleh manusia pada suatu waktu tertentu terasa menyenangkan hati. Bahkan ada kalanya pula, manusia entah karena suatu sebab apa, merasa begitu membenci masa lalunya. Padahal kalau kita renungkan, seburuk apapun masa lalu tiada pantas kita membencinya, karena semua itu adalah perjalanan kehidupan kita. Berdamai dengan masa lalu itu perlu, karena tiada masa kini dan atau masa depan tanpa ada masa lalu. Yang perlu kita sadari, bahwa berdamai dengan masa lalu bukan berarti melupakan kesalahan masa lalu, tetapi memaafkan segala kesalahan masa lalu, untuk menjadikan pelajaran yang berharga bagi masa kini dan masa depan, dan cobalah untuk kembali ke fitrah manusia bahwa memaafkan itu tak seberat memindah samudera, karena yang sebenarnya berat adalah melupakan peristiwa atau kesalahan dimasa lalu, memang sudah menjadi fitrah pula manusia bahwa kenangan pahit itu sulit untuk kita hapus.

Kemarin adalah kenangan, hari ini adalah kenyataan dan esok adalah harapan maka jadikanlah hari esokmu sesuatu yang lebih baik dari kemarin dan hari ini. Sesungguhnya manusia yang adalah paling beruntung adalah manusia yang masa kininya lebih baik dari masa lalu, dan selalu berusaha menjadikan hari esoknya lebih baik dari masa kininya.

Pogung Kidul SIA XVI/06 Yogyakarta, 04:44 BBWI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun