Mohon tunggu...
Penaku
Penaku Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak-anak Pelosok Negeri

Menulis adalah Bekerja untuk keabadian. Awas namamu akan abadi dalam tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Air Mata Februari

27 Februari 2024   16:31 Diperbarui: 27 Februari 2024   16:33 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hujan menitik. Gambar via pixabay

Februari bercerita
Kepada langit yang menumpahkan air matanya
Bumi yang dahaga nan nelangsa
Memeluk pilu dari cucuran dera

Semilir angin membawa berita
Tentang hiruk pikuk mereka
Tanah menjadi saksi mata
Begitu letihnya batin-batin itu merana

Hujan menghapus gelimang darah
Sedikit menghibur mereka yang nestapa
Siapakah gerangan yang bersedia
menanggung beban pada pundak sana?

Hendak diam tak mengapa
Karena kesenyapan itu memiliki bunyi
Memercik dan mencipta bunga api
Lalu, do'a bisa dihamburkan ke angkasa
Harap segera, Bencana Mega
menenggelamkan para bangsat serakah

Musafar Ukba

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun