Mohon tunggu...
Penaku
Penaku Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak-anak Pelosok Negeri

Menulis adalah Bekerja untuk keabadian. Awas namamu akan abadi dalam tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kontaminasi

25 Februari 2023   13:57 Diperbarui: 25 Februari 2023   22:46 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diri tidak lagi bercermin
Mata sudah tak pandai melihat
Telinga sudah tak mendengar 
Tentang ungkapan yang syahdu lagi 

Hari-hari menghabisi masa

dengan pikiran berkecamuk
dengan fantasi liar
Tetapi untuk melangkah saja
Membeku ciut, lebih mengatup dari pada daun Putri malu

Inilah udara kotor 
noda hitam ditelan mentah-mentah 
Hati tak pandai berdamai,
Untuk rela dengan keadaan,
kemudian berdamai dengan kekhawatiran,

Apakah tidak ada obat penawar dari semua ini?
Apakah sebaiknya harus lari saja?
Atau haruskah mencari penjara?

Musafar Ukba,13/2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun