Mohon tunggu...
Penaku
Penaku Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak-anak Pelosok Negeri

Menulis adalah Bekerja untuk keabadian. Awas namamu akan abadi dalam tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Belati

9 Januari 2023   14:30 Diperbarui: 9 Januari 2023   14:34 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pisau senjata. Gambar via Pixabay 

Tajam dan berkilauan
Tangan gatal ini terus menerabas
Melampaui berlembar sutra 
menggerogoti pundak yang rapuh
Tubuh ringkih pasrah terlelap

Saat semuanya mengimpi kelam 
Sedetik berjaga, tak gentar pada kekejaman malam
saat semuanya berselimut pada permadani
Sang cecunguk berselimut pada kain kusut busuk

Jangankan mendekati
Mencium harum kesturi saja mustahil
Pendosa itu sadar
Betul sekali
Untuk mencapai semerbak
Ia harus menusuk pakai belati 

9/1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun