Mohon tunggu...
Penaku
Penaku Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak-anak Pelosok Negeri

Menulis adalah Bekerja untuk keabadian. Awas namamu akan abadi dalam tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ujar Itu

31 Oktober 2022   19:44 Diperbarui: 31 Oktober 2022   20:46 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku dari suku paling pelosok
Kepulauan yang masih terpojok
di kampung halamanku
aku berucap sederhana tanpa lidah yang kelu

Aku dengan merdeka bercerita
aku dengan bahagia tertawa dan terbiasa dengan bahasa masa kecil dulu
ketika ibu mengajarkanku eja

Aku mulanya tak tahu Indonesia
Seperti apakah Indonesia itu ?
Wujudnya bagaimana, apakah dia seperti biskuit?
sampai saatnya aku bersekolah
aku tertatih-tatih mengeja kata
berbekal pengetahuan dari ibu dan ayah

Aku perlahan mengerti
Aku mesti berucap bahasa Indonesia
ajar hingga nasehat dari ibu guru
"jadilah anak yang berbakti untuk nusa, bangsa, dan Indonesia tercinta"

Semakin beranjak dewasa
Aku cukup tahu Indonesia itu ternyata kaya
manusia berbagai rupa
alam juga melimpah
disini aku mengucap bahasa kecil
disana aku berujar Indonesia

Jiwa dan ragaku mencium ibu pertiwi
menghormat Bendera pusaka
bernyanyi Indonesia raya dengan merdu dan lantangnya suara
Kawan-kawan juga sama bercerita tentang Indonesia

Sekarang aku sadar dan semakin paham
Indonesia itu negara yang berkah
Meski beda latar belakang budayaku dengan mereka
Kami sama-sama kenal
Kami sama-sama berujar
memanggil Indonesia dari arah manapun

Melalui bahasa Indonesia
kita sepertinya satu darah
berbeda rasa tapi sama bahasa
berbeda rupa tapi satu tumpah darah
Indonesia adalah rumah kita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun