Aku dari suku paling pelosok
Kepulauan yang masih terpojok
di kampung halamanku
aku berucap sederhana tanpa lidah yang kelu
Aku dengan merdeka bercerita
aku dengan bahagia tertawa dan terbiasa dengan bahasa masa kecil dulu
ketika ibu mengajarkanku eja
Aku mulanya tak tahu Indonesia
Seperti apakah Indonesia itu ?
Wujudnya bagaimana, apakah dia seperti biskuit?
sampai saatnya aku bersekolah
aku tertatih-tatih mengeja kata
berbekal pengetahuan dari ibu dan ayah
Aku perlahan mengerti
Aku mesti berucap bahasa Indonesia
ajar hingga nasehat dari ibu guru
"jadilah anak yang berbakti untuk nusa, bangsa, dan Indonesia tercinta"
Semakin beranjak dewasa
Aku cukup tahu Indonesia itu ternyata kaya
manusia berbagai rupa
alam juga melimpah
disini aku mengucap bahasa kecil
disana aku berujar Indonesia
Jiwa dan ragaku mencium ibu pertiwi
menghormat Bendera pusaka
bernyanyi Indonesia raya dengan merdu dan lantangnya suara
Kawan-kawan juga sama bercerita tentang Indonesia
Sekarang aku sadar dan semakin paham
Indonesia itu negara yang berkah
Meski beda latar belakang budayaku dengan mereka
Kami sama-sama kenal
Kami sama-sama berujar
memanggil Indonesia dari arah manapun
Melalui bahasa Indonesia
kita sepertinya satu darah
berbeda rasa tapi sama bahasa
berbeda rupa tapi satu tumpah darah
Indonesia adalah rumah kita
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H