Lagi-lagi tentang September bersuara
berkabar dan memberi luka
kenangan kelam masih tersisa
Darah sudah bercucuran
air mata telah berlinangan
Geliat memberontak telah nyata
Persekusi massa, alibinya membabi buta
Jatuh ketanah terbujur sungkur
Jatuh dengan sakit yang mendera
kembali kepangkuan pertiwi tercinta
Malam pun tiba
Sekumpulan pemuda kembali menyala
melingkar dan mendo'a dalam raga
menatap langit dengan asa
Netra yang berkaca-kaca
harap malaikat menyapa,
"Wahai perindu keadilan, permohonan kalian, kan ku bawah ke langit"
Kenapa September selalu menyajikan luka?
Bangsa seperti dikutuk di waktu ini
dari pembantaian jutaan nyawa
tuduhan secara paksa
penghilangan manusia tanpa berita
penembakan menyasar dan menyiksa
Dosa siapakah atas semua tragedi ini ?
Selama denyut nadi mengiringi langkah
maka beragam cara akan selalu mengisi spirit perjuangan menuju keadilan
Apapun itu,
kita adalah pemimpi
kita semua harap terus merasa
jangan sampai kita mati rasa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H