Mohon tunggu...
Penaku
Penaku Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak-anak Pelosok Negeri

Menulis adalah Bekerja untuk keabadian. Awas namamu akan abadi dalam tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

September Bersuara

25 September 2022   18:14 Diperbarui: 25 September 2022   18:16 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pistol. Gambar via Pixabay 

Lagi-lagi tentang September bersuara
berkabar dan memberi luka
kenangan kelam masih tersisa
Darah sudah bercucuran
air mata telah berlinangan

Geliat memberontak telah nyata
Persekusi massa, alibinya membabi buta
Jatuh ketanah terbujur sungkur
Jatuh dengan sakit yang mendera
kembali kepangkuan pertiwi tercinta

Malam pun tiba
Sekumpulan pemuda kembali menyala
melingkar dan mendo'a dalam raga
menatap langit dengan asa
Netra yang berkaca-kaca
harap malaikat menyapa,
"Wahai perindu keadilan, permohonan kalian, kan ku bawah ke langit"

Kenapa September selalu menyajikan luka?
Bangsa seperti dikutuk di waktu ini
dari pembantaian jutaan nyawa
tuduhan secara paksa
penghilangan manusia tanpa berita
penembakan menyasar dan menyiksa
Dosa siapakah atas semua tragedi ini ?

Selama denyut nadi mengiringi langkah
maka beragam cara akan selalu mengisi spirit perjuangan menuju keadilan
Apapun itu,
kita adalah pemimpi
kita semua harap terus merasa
jangan sampai kita mati rasa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun