Mohon tunggu...
Penaku
Penaku Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak-anak Pelosok Negeri

Menulis adalah Bekerja untuk keabadian. Awas namamu akan abadi dalam tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pada Sebuah Kedai

17 Juli 2022   22:35 Diperbarui: 17 Juli 2022   22:57 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kedai kopi. Gambar via Pixabay 

Pada sebuah kedai alam
Lentera menemani perjumpaan
malam sedikit memberi kesan 
pada lampu-lampu yang temaram

Hati nampak kemana
sanubari nampak senewan 
terlalu banyak yang mengisi
sungguh hanya sekedar mengisi
lalu pergi lagi,,, entah 

Bohlam tak bohong dengan sinarnya
tergantung merangkai utuh pada atap rumbia 
sederhana dengan tubuhnya yang sumringah
Kesederhanaan, bukanlah kemiskinan

Rona-rona itu muncul berseliweran
semua palsu dan dungu 
tampang saja tidak cukup
tetapi juga mampu untuk memberi perkakas buat wajah menipu itu
Dasar,,,!

Pada sebuah kedai
kucoba gores kembali untaian aksara
hanya kata-kata bukan hikmah 
kalau dianggap hikmah juga tidak mengapa, untuk yang merasa saja

Saksikanlah untaian ini kekasih
Enggan lah dulu, tapi semestinya enyah!

Musafar' 17/7

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun