Lagi-lagi tentang hujan yang membumi
bulan juni bukan hanya tentang sedih
atau air mata jatuh menindih
langit kembali tumpah ruah
air bah jatuh merindukan tanah
yang dahaga, kering, dan nelangsa
Sabtu di suatu tempat dalam kesepian
hujan menjadi teman dalam penantian
melodi semesta bergelayutan pada pendengaran
disana titik tumpu ada kerinduan
Bahagia mungkin pernah
gundah pula pun juga sudah
dua-duanya menjadi pelengkap dalam diri yang tegar dalam semua musibah
sampai bersyukur dengan semua suka
Hujan bulan juni
kembali berpuisi untuk insan hakiki
engkau yang mengenang
Diriku yang bumerang
masih ingatkah engkau hujan saat ini?
Musafar (11/7)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H