Mohon tunggu...
Penaku
Penaku Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak-anak Pelosok Negeri

Menulis adalah Bekerja untuk keabadian. Awas namamu akan abadi dalam tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Malam Juni yang Kesepian

5 Juni 2022   22:06 Diperbarui: 5 Juni 2022   22:17 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kembali merintih
malam Yang bertabur bintang 
cakrawala yang terbentang 
lekukan angaksa dan pandangan mata kembali menggenang

Alunan akustik tak meramaikan
Justru sendu membisikan kesepian
Beberapa hari pembuka
seperti tak pernah bersua
Siapa salah?
Ego tak mau pernah mengaku salah

"Maafkan aku yang tak bisa lagi menunggu"
Syair yang cukup menyayat 
Untuk hati berusaha tegar 
malam yang semakin larut 
justru lamunan semakin semrawut

Ini bulan Juni
bukan tentang hujan yang membumi
tapi hati yang terus bersembunyi 
kadangkala hujan 
lewat binar mata yang berkaca-kaca
Lagi-lagi ini tentang rasa

Gulita harusnya menemaninya atau menemaniku
Tetapi Sudahlah!
kamu yang tersipu
Atau diriku yang terlalu sembilu

Musafar Ukba

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun