Mohon tunggu...
Penaku
Penaku Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak-anak Pelosok Negeri

Menulis adalah Bekerja untuk keabadian. Awas namamu akan abadi dalam tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Refleksi Pancasila Dalam Diri

1 Juni 2022   08:59 Diperbarui: 1 Juni 2022   09:10 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah kalimat panca telah terukir megah. Sebuah konsensus para pendiri bangsa dengan perjalanan rumit telah rampung menjadi satu kesatuan pemersatu bangsa, ialah Pancasila.

Asas  fundamental yang menjadi kepribadian bangsa Indonesia itu sendiri. Keberagaman adalah jalan menuju persatuan. Persatuan adalan unsur untuk mencapai kemakmuran dengan berlandaskan keadilan. 

Falsafah bangsa adalah jiwa bangsa dan merupakan landasan dalam melangkah mengarungi semua jejak-jejak mayapada pertiwi. 1 Juni yang ditandai sebagai lahirnya Pancasila setelah melalui Pidato Soekarno dalam forum pertama BPUPKI(29 Mei -1 Juni 1945) didengungkan melalui musyawarah luar biasa. 3 tokoh perumus dasar negara telah berupaya mengeluarkan pikiran yang berakar dari kondisi objektif Nusantara. Mr. Muhamad Yamin, Prof.Dr. Mr, Soepomo, dan terakhir Bapak Proklamator Indonesia, Ir Soekarno. 

Menginternalisasi Pancasila dalam diri tidak hanya sebagai seremonial belaka pada saat tiba tanggal 1 Juni. Tetapi yang lebih urgent adalah mampu memaknai setiap asas yang sudah menjadi ideologi bangsa Indonesia ini. Setelah diintegrasi dalam pemahaman, maka spirit mendorong tiap daksa untuk bertingkah laku dan itulah yang disebut dengan falsafah Moral, pikiran-pikiran yang melahirkan tindakan kemanusiaan yang adil dan beradab. 

Keyakinan bangsa Indonesia adalah keniscayaan pada negara yang berketuhanan, bukan pada syariat atau ketentuan mana yang harus diterapkan, tetapi kebebasan untuk memeluk agama dan menjalankan syariat ataupun ibadah sesuai agama masing-masing. Begitu damainya Indonesia jika Pancasila sudah tertanam betul-betul dalam jiwa. 

Raihlah cahaya ilahi melalui amalan spiritual sebagai manifestasi Bintang gemilang, jalinlah kekerabatan dan hubungan sesama manusia seperti eratnya rantai yang saling merangkai dan menguatkan, bersatulah nan rimbun lah seperti beringin yang berdasar kuat sampai ke akar-akarnya, kuat dan bersama-bersama lah untuk mencapai mufakat  seperti rombongan benteng yang suka hidup bergerombolan, dan terakhir adalah visi bersama menuju Indonesia lebih harmoni melalui lambang padi dan kapas sebagai kebutuhan sandang dan pangan juga identitas geografi agraria Nusantara. 

Kita mendambakan kemakmuran. Kemakmuran tercipta melalui kebahagiaan kolektif, sedangkan kekayaan terletak pada individu, Nirwana ada di Nusantara, toleransi ada di Bumi Pertiwi, jangan kau nodai sampai pada eksploitasi destruktif,  janganlah berlaku seperti binatang, terakhir jangan terlalu berlebih-lebihan dalam berucap cukup internalisasi dalam diri dan aktualisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jadilah Pancasilais yang Sejati. 

Selamat hari lahir Pancasila

Salam Pergerakan 

Musafar Ukba, 1 Juni

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun