Mohon tunggu...
Penaku
Penaku Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak-anak Pelosok Negeri

Menulis adalah Bekerja untuk keabadian. Awas namamu akan abadi dalam tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Betapa Kerasnya Kehidupan ini

29 Maret 2022   21:05 Diperbarui: 29 Maret 2022   21:36 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suara bising kendaraan terdengar sayup-sayup
berigsut dan beranjak pergi hilir mudik
tak pernah jeda saban hari
karena masih ada lelah yang harus ditepati

Malam suasana kota seperti biasa
saling berdentuman berirama mengisi kekosongan hati
Kadangkala katak dan tikus berebut teritori bersenandung ria sebab makanan segera tiba dari para sampah itu

Di tepian jalan masih ada saja yang mengais-ngais
entah apa yang dicari kalau bukan pundi-pundi
bau semerbak sudah menjadi santapan sehari-hari
berbekal senter melilit di kepala mencari sesuatu yang memiliki arti

Rembulan temaram oleh kabut menghiasi petala langit
asa dan peluh keringat dipaksa melebur menjadi satu, setelah menatap ke angkasa, ouhh,,, betapa kerasnya kehidupan ini

Malam seharusnya melepas penat
tapi tidak untuk mereka yang berjuang untuk keluarga, menghidupi dengan apa adanya

Musafar Ukba, 29 September

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun