Mohon tunggu...
Penaku
Penaku Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak-anak Pelosok Negeri

Menulis adalah Bekerja untuk keabadian. Awas namamu akan abadi dalam tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Melangkah Menembus Cahaya

11 Februari 2022   03:00 Diperbarui: 11 Februari 2022   03:09 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan Hutan via Pixbay

Di suatu sore dalam naungan pepohonan
semburat menusuk lewat celah-celah dedaunan
hutan belantara menyisakan jejak perjalanan seorang menembus pancaran yang begitu menyilaukan

Petala langit menghujani bumantara dengan warna lemon tua yang menghalangi pemandangan keseberang sana, adakah tempat yang raib itu bisa menemukan suatu keabadian

Daksa perlahan menuntun nurani tuk melewati gap itu dan menyingkap apa yang tersembunyi didalamnya

lagi-lagi penasaran mendominasi 
nyali yang sebenarnya ciut berusaha ditampik dengan tekad yang bulat 

Maka dengan memicingkan mata
netra terus menerus menerawangi berusaha menangkap bayangan untuk menuntun semakin jauh di suatu alam yang penuh guratan cahaya

Sementara sebelum portal masuk 
pepohonan menunggu melambai-lambai
selamat kah pejalan kaki yang tersesat itu?
nafsu telah mendorongnya menembus banyak tabir, namun khawatir kemungkinan tak akan bisa kembali lagi

Musafar Ukba, 11 Februari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun