Mohon tunggu...
Penaku
Penaku Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak-anak Pelosok Negeri

Menulis adalah Bekerja untuk keabadian. Awas namamu akan abadi dalam tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Sampan Kosong

3 Februari 2022   17:12 Diperbarui: 3 Februari 2022   21:55 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perahu kosong. Ilustrasi Pixabay

Semburat jingga kembali mendahului
gegana hitam perlahan menutupi 
pandangan jauh menyasar cakrawala
Sampan kosong kembali tak bergeming 
setelah deru angin mengguncang

Perahu kecil sementara terikat 
di tepian dermaga Sampan disandarkan
laut yang tenang kembali memantik 
jiwa yang perkasa sebentar lagi akan mengarungi samudera 

Tongkat dayung dikedua sisi menemani
menunggu gerangan siapa yang akan mengisi nampan yang setia
nahkoda mana lagi yang akan merasakan 
perjuangan melewati berbagai rintangan 

lautan takkan melepas
gelombang pun tak pernah puas 
angin kencang kan menghentakkan sampan dari berbagai arah, toh melawan  
hanya pengelana lautan sejati yang siap jiwa raga tuk menjelajah bumantara perairan

Sampan kosong hanya menunggu
siapa yang tepat untuk mengarahkan kemana bahtera kehidupan akan berjalan

Musafar Ukba, 3 Februari

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun