Mohon tunggu...
Penaku
Penaku Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak-anak Pelosok Negeri

Menulis adalah Bekerja untuk keabadian. Awas namamu akan abadi dalam tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pikiran Rancu

25 Januari 2022   23:59 Diperbarui: 26 Januari 2022   00:28 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat fantasi itu sedang rancu
berpeluh dengan keringat ambigu
tak menentu dan sukar untuk maju
menguras semua pikiran dan qalbu

Hari-hari yang telah berlalu sudah cukup  untuk menampar
hati yang lemah, pikiran yang menggantung, sampai pada komitmen yang tak tegar

Kacau sudah mimpi yang berkesudahan
lupa kepada siapa harus menumpahkan hasrat
asa yang mencoba melampaui mustahil
semakin semrawut pikiran tambah rancu

Malam terjaga dengan gelisah
khayalan semakin larut dengan runyam
selalu mengalir tak terkonsentrasi
citra semakin menjadi tapi tak gamblang

Ia hanya bisa menjadi objek pikiran
sesuatu yang tak punya roman
namun muncul dalam imaji bayangan
berkelana keruang satu dan tempat yang lainnya

Begitulah fantasi yang lagi rancu
Kemana-mana perginya tak menentu
liar menjelajahi ruang antah berantah
entah apa yang dibayangkan
mungkin akan terus dibiarkan berjalan sampai mimpi yang baru akan datang 

Musafar Ukba,,,,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun