Hamparan padang rerumputan
awan merengkuh tanah yang datar
menemani Rel sedang menunggu kereta mujur
Sebagai pijakan kaki tuk melaju
sudah beberapa masa kereta tak kunjung singgah
untuk sekedar bersua bahwa rel sangat merindukan sentuhannya
Besi baja antusias berjejeran
tak peduli panas dingin, ataupun dahaga hingga menggigil
akan selalu menanti meski tubuh harus tersengat sampai berkarat Â
Kepulan awan pekat seakan jingkrak
menyelimuti hamparan penantian
rerumputan hanya bergoyang-goyang mengikuti embusan kehidupan
Angin timur bergerak ke barat
sampai selatan menuju utara
tetapi tak satu pun nampak tanda-tanda
bahwa Kereta lewat bersuara
Bila kapan pun lamanya
tetap takkan pernah berubah
kerinduan dan penantian kepada tambatan yang di cinta
karena sejatinya rel selalu menunggu dan merindu kepada kereta, apapun ituÂ
Musafar Ukba, 20 Januari