Mohon tunggu...
Penaku
Penaku Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak-anak Pelosok Negeri

Menulis adalah Bekerja untuk keabadian. Awas namamu akan abadi dalam tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Laki-laki dan Samudera

16 Januari 2022   20:42 Diperbarui: 16 Januari 2022   20:57 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laki-laki tengah berada di ujung air mata
memandang hamparan asa dengan iba
setelah menguras semua daya
nelangsa kembali memenuhi sukma
setelah yang di cinta tak lagi menyapa

Tegar diantara pelupuk mendung 
hanyalah memandang jauh samudera tak bertepi, bayangan kelam masih terasa resah sekujur tubuh merasakannya

Dia melihat Fatamorgana di seberang sana
sandiwara hanya menyusupi kelapangan dada, perlahan mengikis satu persatu dalam sanubari  

Laki-laki itu akan selalu tegap berdiri 
kokoh seperti pendiriannya
luka hanyalah memberikan setitik hitam
seperti kehidupan yang penuh warna

Akan ada pelabuhan dan akan ada sandaran

lebih baik berdiri menunggu bahtera

Perjalanan masih sangat jauh untuk menyerah karena samudera tak akan pernah habis untuk dijelajahi

Musafar Ukba, 16 Januari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun