Mohon tunggu...
Penaku
Penaku Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak-anak Pelosok Negeri

Menulis adalah Bekerja untuk keabadian. Awas namamu akan abadi dalam tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menggantung Semesta

15 Januari 2022   18:23 Diperbarui: 15 Januari 2022   18:27 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar bocah menggantung planet. Via Pixbay

Langit malam sedang memperlihatkan cakrawala birunya
Aku yang berjalan diantara setapak rerumputan
berpijak di dataran miniatur dunia karena planet sesungguhnya sedang tak kuasa

Aku melihat diri ini berada diantara bayang-bayang, ke seberang sana ada pantai dan pegunungan
Aku kan menghadap ke Mahligai pencipta
berbekal  uang sekoper yang sedang ku genggam

Aku berada di pusat bumantara 
Menggantung Ibu Merkurius, bumi dan anaknya
menelusuri ruang antah berantah
untuk bercerita kepada Tuhan
bahwa mahluk penghuni semesta selalu bikin ulah

Genggaman ini semakin erat
tak kan terlepaskan begitu saja
Planet-planet amat dekat ku rengkuh
Ku gantung seperti balon kecil mainan
nanti ku lepas dengan sigap kepada-Nya

Aku mungkin dicap gila,, tak mengapa
Aku hanyalah bocah yang mencoba untuk bermimpi setinggi-tingginya 

Musafar Ukba, 15 Januari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun