Musafir berjalan dari titik mulainya
Menuju tempat nun jauh yang tak berujung
Dia berjalan dengan penuh hikmah
sementara singgah berbekal di bawah pohon rindang
Kepelikkan, kepayahan, kewalahan
menemaninya sesaat untuk menggerakkan kekuatan
Untuk bergegas dan mencari semburat cahaya dan hidayah
Mencecap hingga mencium berbagai rasa dan aroma untuk membentuk jiwa yang kuat menghadapi gempuran dari arah yang tak disangka-sangka
Musafir bangkit setelah merasakan berbagai rintangan dan cobaan
Menjejaki kembali jalan yang berlikuÂ
Diatas tanah yang tak rata dia tertatih dengan letihÂ
Ditengah diperjalanan dia berjumpa kawan maupun lawan, tapi musuh yang nyata menyertai dan selalu mengamati dari suatu tempat yang mereka bisa lihat dengan leluasa sementara musafir hanya punya senjata do'a dan itupun sudah cukup baginyaÂ
Namun jika lengah dia akan terombang-ambing dan tak tau arah melangkah, disesatkan oleh tipu daya musuh yang tak kasat mata namun bisikannya amat nyata
Begitulah manusia!
Dia seperti musafir yang sedang berjalan menuju ke tempat yang sangat jauhÂ
Kemudian singgah disalah satu tempat untuk beristirahat dan berbekalÂ
Kemudian kembali melanjutkan perjalanan menuju tempat keabadian dengan berbagai gempuran dan cobaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H