Mohon tunggu...
Penaku
Penaku Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak-anak Pelosok Negeri

Menulis adalah Bekerja untuk keabadian. Awas namamu akan abadi dalam tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cuaca Semakin Panas

17 Oktober 2021   09:07 Diperbarui: 17 Oktober 2021   09:09 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar via kompas.com

Gerah hari ini

Peluh keringat merambat meresap, decihan keluh terdengar samar, menyuarakan begitu panasnya cuaca ini

Temperatur kini susah diajak berdamai, Kincir memacu kipas berputar menghembuskan angin sepoi buatan namun setelah tak berputar, kembali seperti semula panas sekujur tubuh merasakannya

Hanya pohon rindang yang memberikan kesejukan, menaungi yang berteduh, menghirup dengan bebas sembari merelaksasi mata bersama hijaunya dedaunan

Apakah cuaca yang semakin panas adalah buntut gerak semu mentari atau bahkan langit nan cerah menyinari langsung tanpa ada titik-titik awan?

Ya,, Siklon Tropis Kompasu dilaut cina Selatan menjadi Magnet, hingga massa udara dan pertumbuhan awan-awan hujan, untuk sementara meninggalkan bumi Nusantara. 

Sinar Mentari langsung menyinari memberikan Vitamin, kita anggap saja ini efek samping asupan nutrisi, hanya sekedar memberikan teguran biarkan pepohonan yang rindang itu berdiri dengan kokohnya memberikan sensasi, menaungi ditengah panasnya cuaca hari ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun