Senja perlahan nampak  dari timur menyingkapkan para pembagi Rahmat berbagi siapa yang bangun diawal pagiÂ
Malam yang dilalui terasa Indah oleh manusia yang masih terlelap tak sekalipun iri pada ayam jantan yang berkokok diawal pagi
Siapa sangka engkau terlelap nikmat panggilan ilahi berkumandang malah memutar balikkan badan seolah itu mengusik tidur mu yang panjangÂ
Bagaimana tidak demikian sedangkan engkau tertidur tanpa mengingat Tuhan,bermuara dengan mimpimu yang palsu sedangkan mahkluk terkutuk tertawa sumringah misinya berhasil mengelabuimu kembaliÂ
Sudahlah,,,jangan pedulikan suara itu lanjutkan lah tidurmu,,,malam masih panjang berlayar lah dalam mimpimu tariklah selimutmu hawanya dingin'. Bisik Mahkluk terkutuk.
Dia yang mengelus pundak mu melantunkan sebait syair disisimu hajatnya menyumbat pendengaranmu sampai terpedaya, dianiaya,silih berganti engkau menganga membuka rahang tangan panjangnya kembali berulahÂ
Tatkala cahaya masuk di celah jendela engkau mengatupkan mata terkaget  melihat cahaya menembus sampai ketulang, engkau terbangun kembali merutuki diri sendiri menyesali yang telah terjadiÂ
Maafkan kami Tuhan. Kami lalai,teledor, kesalahan yang sama terulang kembali melalui cahaya mentari ini semoga mengetuk sanubari untuk kembali Muhasabah diriÂ
Musafar Ukba,31 Juli 2021
Lihat puisi lainnya "kufur Nikmat".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H