Mohon tunggu...
Penaku
Penaku Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak-anak Pelosok Negeri

Menulis adalah Bekerja untuk keabadian. Awas namamu akan abadi dalam tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kukira Asap

21 Juli 2021   21:58 Diperbarui: 21 Juli 2021   22:23 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: langkah dimalam kabut via Pixbay

Tangan memangku seraya berseru, 

desaku bercucuran Rahmat dari langit,

 Lingkaran desas desus cerita petuah

 Seorang pemuda bersama kolega berbagi suka 

Dingin menggigil menembus kulit tulang selangkang dan sumsung tersentak 

Oh, dari kejauhan asap mengepul 

 Langkah berjalan beriringan menembus bayang -bayang 

Ada apa gerangan menyalakan api ditengah sepi yang larut 

Pandangan mataku buram meyipit keheranan 

Ada apa gerangan? 

Asap kembali mengepul kali ini sejajar tanah

Ini kabut,kukira Asap 

Cahaya lampu redup remang-remang

Pandanganku terbatas dijarak sedekat ini 

Kututup kalimat kita pulang saja 

Kabut menyelimuti desa kita 

Mungkin Embun terlalu dini menyapa 

Musafar Ukba,21 Juli 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun