Pintar Tetapi Tidak Sukses? Apakah Pintar Menjadi Jaminan untuk Sukses?
Mengapa Banyak OrangÂ
       Pintar tidak menjadi jaminan kesuksesan, sering sekali kalimat itu kita dengar, tapi mengapa? Kenapa pintar bukan jaminan kesuksesan?
Bukankah kepintaran seseorang akan mudahkannya untuk mencari pekerjaan atau bahkan membuka lapangan pekerjaan. Jika kepintaran bukan sebagai jaminan, lalu apa yang menjamin kesuksesan?
       Dulu ketika di pesantren saya diajarkan untuk menjadi benar dulu baru menjadi pintar, itulah mengapa kebanyakan pesantren tidak langsung memberikan materi-materi keilmuan kepada santri barunya, tetapi memberikan materi yang sifatnya tentang perilaku sehari-hari, akhlaqul karimah yang membentuk karakter dasar.
       Seseorang yang diajarkan untuk menjadi benar meskipun tidak pintar dia akan tetap menjadi orang benar. Kita lihat saja fenomena yang ada saat ini, banyak orang pintar tetapi tidak benar seperti anggota dewan yang korupsi sehingga merugikan banyak pihak.
       Ketika sudah benar barulah belajar ilmu-ilmu pengetahuan sehingga ilmu tersebut bisa manfaat dan mengantarkan pada kesuksesan, karena keberkahan ilmu akan mempengaruhi kesuksesan, lebih baik sedikit ilmu tapi manfaat ketimbang banyak ilmu tapi tidak manfaat.
       Benar disini adalah memiliki adab yang baik dalam segala hal, dalam kesehariannya juga mampu bertindak sesuai norma dan hukum yang ada.
       Dalam kitab "Adabul alim wal muta'alim" karangan Hadrotussyaikh Muhammad Hasyim Asy'ary  tepatnya pada bab 2 menjelaskan tentang adab seorang murid terhadap dirinya sendiri saat menuntut ilmu. Didalamnya terdapat 10 adab yang harus dimiliki seorang murid.
       Yang pertama, seorang murid harus bisa mensucikan hatinya dari keinginan-keinginan buruk, karena ketika hati ini bersih akan memudahkan dalam hafalan dan memahami materi.
       Yang kedua, membenarkan niat saat belajar, niatkan untuk mencari ilmu atas ridho Allah dan untuk menghidupi syari'at, menerangi hati. Jangan sampai diniatkan untuk kepentingan dunia seperti kekuasaan, pangkat, ataupun diagung-agungkan oleh orang lain.