Mohon tunggu...
Musabbih Najil Hakim
Musabbih Najil Hakim Mohon Tunggu... Lainnya - sehat

maju terus pantang mundur

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Konteks Pendidikan di Tengah Wabah

22 November 2020   19:51 Diperbarui: 22 November 2020   20:08 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah mewabahnya suatu virus yang bernama Covid 19 yang mengancam populasi manusia pada awal 2020 lalu membuat perubahan besar pada dunia. Banyak dampak dari mewabahnya virus tersebut terutama dampaknya dalam bidang pendidikan diIndonesia. Pada awal bulan Maret 2020 pemerintah mulai memberhentikan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka dan mulai menggantikannya dengan kegiatan pembelajaran dirumah atau pembelajaran jajarak jauh ( PJJ ) yang sekarang sering disebut dengan kata daring agar dapat mengurangi adanya kontak langsung dengan sesama sehingga menekan penyebaran virus Covid 19 ini.

Pembelajaran jarak jauh ini membuat suata sejarah baru sekaligus tantangan bagi orang -- orang yang bergelut didalam dunia pendidikan khususnya bagi para siswa dan para guru. Banyak sekali hal baru yang harus dilakukan oleh mereka seperti contohnya para guru yang harus menyampaikan materi pembelajaran secara virtual yang mengharuskan guru -- guru memiliki inovasi baru agar pembelajaran menarik dan materi yang disampaikan dapat dimengerti oleh para siswa. Selain itu tantangan baru bagi para siswa adalah  bagaimana mencari cara agar kegiatan belajar dapat seperti suasana belajar disekolah walaupun belajar dirumah.

Banyak masyarakat yang berargumen terutama para siswa dan tenaga pengajar mengenai pemberlakuannya pelajaran secara jarak jauh ini. Seorang siswa mengatakan bahwa kegiatan pembelajaran dirumah ini membutuhkan konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan pembelajaran disekolah. Selain itu juga fasilitas internet yang harus memadai juga menjadi tantangan para siswa dan guru untuk melakukan kegiatan pembelajaran dirumah.

Pemerintah berpikir bagaimana caranya agar hambatan -- hambatan ditengah dunia pendidikan  dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh ini dapat berkurang. Pemerintah pada akhirnya mulai memberikan atau memfasilitasi hal -- hal yang menjadi titik permasalahan dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh ini yaitu pemerintah mulai memberikan bantuan kuota internet belajar gratis bagi para pekerja pendidikan sesuai dengan jenjang dan kebutuhannya masing -- masing. Seorang guru mengatakan bahwa dengan adanya bantuan secara langsung dari pemerintah ini pasti akan lebih memperlancar kegiatan PJJ yang entah tidak tahu kapan berakhirnya. Namun banyak juga guru yang mengeluhkan bahwa dengan adanya bantuan kuota tersebut tidak banyak siswa yang menyalahgunakan kuota tersebut.

Terlepas dari bantuan pemerintah, kegiatan pembelajaran yang kurang lebih sudah dilakukan selama 9 bulan ini dinilai kurang efektif oleh berbagai pihak karena belum tentu semua siswa paham akan pembelajaran yang diterangkan oleh guru dan guru juga belum tentu dapat mengajar tanpa ada interaksi langsung dari para siswa. Selain itu juga banyak siswa yang melakukan kegiatan pembelajaran jarak jauh ini sambil melakukan hal -- hal yang mungkin dapat mengurangi konsentrasinya dalam belajar seperti tiduran, makan dan lainnya.

Namun adanya isu kemarin mengenai akan dibolehkannya kembali kegiatan pembelajaran secara tatap muka pada awal 2021 nanti membuat para tenaga pendidikan dan para siswa bersyukur yang padahal itu semua belum tentu terjadi. Karena menurut menteri pendidikan dan kebudayaan ( Mendikbud ) Nadiem Makarim dalam sebuah konferensi pers bahwa kegiatan daring dirumah dapat berakhir pada awal tahun dan diperbolehkan untuk melakukan kegiatan pembelajaran tatap muka namun dengan syarat harus mengikuti protokol yang berlaku dari pemerintah.

Dibalik dibukanya atau diperbolehkannya pembelajaran tatap muka secara langsung banyak sekali argument -- argument masyarakat mengenai hal ini dan tentu saja argument -- argument tersebut pro dan kontra terhadap keputusan pembelajaran secara tatap muka ini. keputusan ini diambil atas pertimbangan empat menteri yaitu menteri kesehatan, Menteri pendidikan dan kebudayaan, Menteri Agama dan Menteri dalam negeri. Walaupun demikian dengan adanya kebijakan baru dari Mendikbud tersebut tidak akan membuat sekolah -- sekolah yang akan melakukan pembelajaran tatap muka secara langsung dapat semena -- mena melakukan kegiatan pembelajaran karena harus tetap mematuhi protokol dan syarat -- syarat yang berlaku dalam melakukan kegiatan pembelajaran tatap muka secara langsung.

Walaupun mungkin nanti kegiatan pembelajaran jarak jauh ini berakhir dan digantikan dengan pembelajaran tatap muka secara langsung ditengah pandemi ini para tenaga pendidikan dan para siswa harus  tetap mematuhi protokol yang berlaku dari pemerintah agar angka penyebaran virus ini dapat diperkecil. Saran dari masyarakat untuk pemerintah adalah untuk fokus dan mengedepankan penurunan jumlah orang yang terpapar dengan mempertegas aturan dan ptotokol yang berlaku dan pemberian bantuan pada daerah -- daerah yang terdampak Covid 19 dan untuk masyarakat tentu saja harus lebih memperbesar kesadaran untuk mematuhi protokol yang sudah diberlakukan oleh pemerintah agar Covid 19 segera hilang dan semuanya kembali normal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun