Ketika aku masih anak2, cerita hantu yg paling populer di Bandung adalah sebagai berikut.
Seorang guru setiap Rabu malam memberi les kpd seorang muridnya yg lemah dalam pelajaran matematik, utk menambah penghasilannya yg sangat kecil. Karena ia tidak memiliki kendaraan, ia harus berjalan kaki kerumah muridnya itu. Pada suatu malam yg rintik2 didalam perjalanan pulang ia merasa lapar. Dari jauh tampak olehnya seorang tukang sate sedang membakar sate tanpa terlihat pembelinya. Ini membuat ia ber-tanya2, " Mungkin si tukang sate membakar sate utk dimakannya sendiri. Maklum malam dingin membuat orang lapar seperti saya ". Katanya dalam hati. Ketika didekati si tukang sate yg membelakanginya masih sibuk membakar sate, seolah-olah tidak mendengar kehadirannya. Ia berkata " Satenya sepuluh tusuk Pak ". Si tukang sate masih belum juga bereaksi. Sekali lagi ia berkata lebih keras sambil menyentuh punggungnya " Satenya sepuluh tusuk pak ". Barulah si tukang sate menoleh kpd-nya. Terlihat olehnya wajah si tukang sate rata, tanpa mata, hidung dan mulut. Sambil menjerit ketakutan ia langsung melarikan diri dari si tukang sate secepatnya. Dari jauh tampak olehnya seorang tukang beca yg sedang tidur diatas becanya dengan menutupi kepalanya dengan sarung. Larinya dipercepat ketukang beca itu. Setelah sampai ia langsung membangunkan si tukang beca sambil berkata ter-engah2 " Pak tadi saya melihat tukang sate bermuka rata ". Si tukang beca terbangun. Sambil membuka tutup kepalanya ia berkata " Seperti ini? " Terlihat muka situkang beca rata juga seperti tukang sate. Iapun ahirnya jatuh pingsan. Pagi2 ia terbangun oleh tertawaan anak2 sekolah " Pak guru tidur dipinggir jalan hehehe... ".
Semoga menghibur bagi mereka yg belum pernah mendengar cerita ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H