Mohon tunggu...
Muryanti Sosiologi
Muryanti Sosiologi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

pembelajar mimpi-mimpi kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keluarga Modern

3 Mei 2014   10:57 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:55 1614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Keluarga, layaknya seorang manusia mengalami perubahan dari waktu ke waktu alias tidak tetap. Tipe, bentuk, struktur dan kelembagaan keluarga yang kita lihat saat ini merupakan hasil proses panjang perkembangan peradaban manusia, tidak muncul dengan sendiri secara serta merta. Pada masa berburu dan meramu, struktur keluarga memiliki perbedaan dengan pertanian yang menetap atau nomaden, pra modern dan modern.

Pada masa modern, masyarakat dikenal mengalamiproses modernisasi. Definisi modernisasi itu sendiri adalah; (1) “proses perubahan dalam masyarakat berteknologi industrial maju” (dengan modelnya adalah masyarakat Eropa Barat dan Amerika), (2) menurutM.J Levy (1967),modernisasi berhubungan dengan perkembamgan teknologi yang berkembang dalam masyarakat. Peradaban manusia yang tinggi ditandai dengan penggunaan alat/teknologi, (3) menurut Neil J Smelser (1973),modernisasi tidak hanya berkaitan dengan pengembangan teknologi semata, akan tetapi berhubungan dengan “economic development” dengan scope yang lebih komprehensif (adanya perubahan teknologi,ekonomi, ekologi, struktur sosial dan budaya) – menyangkut perubahan besar dalam (1) political sphere, (2) educational sphere, (3) religious sphere, (4) familial sphere, dan (5) stratificational sphere. Masyarakat modern dengan berbagai definisi yang komprehensif tersebut didukung oleh perpaduan antara teori evolusi dan struktural fungsional, yang beranggapan bahwa masyarakat ibarat satu tubuh organism yang berupaya menjaga keseimbangan fungsinya dengan membuat diferensiasi fungsi untuk kestabilan struktur. Dengan demikian keluarga, diferensiasi fungsi anggota keluarga, perkembangan teknologi dan kegiatan ekonomi menjadi satu kesatuan makna yang menghasilkan definisi keluarga.

Dalam kajiannya, Goode menegaskan bahwa keluarga adalah salah satu variable dipenden yang keberadaannya dipengaruhi oleh berbagai macam fenomena sosial yang berasal dari luar, terkait dengan modernisasi ini adalah industrialisasi dan pertumbuhan ekonomi. Industrialisasi yang membutuhkan efisiensi untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan modal yang sekecil-kecilnya sangat mempengaruhi, bahkan menggeser bentuk-bentuk keluarga pada masa agraris dan pra modern. Proses modernisasi keluarga, ditandai dengan munculnya keluarga yang lebih kecil (nuclear family) yang mengantikan keluarga besar (extended family). Keluarga kecil yang ditandai dengan perilaku;bebas memilih pasangan hidup, lebih mementingkan kesejahteraan individu, ketimbang memikirkan keluarga (extended family) serta lebih saling menghargaidan adanya kesataraan antara suami dan istri merupakan situasi yang bentukan dari pertumbuhan industry dan ekonomi. Mengingat dalam proses industrialisasi tersebut, menurut Szyman Chodak merupakan tumbuhnya berbagai macam dorongan sikap baru dan orientasi nilai, adanya pembagian kerja sosial dan pertukaran jasa, tumbuhnya peran organisasi dan sistem kegiatan (sosial dan politik) yang saling melengkapi dan mandiri. Dengan adanya perbedaan budaya antara satu peradaban denganyang lain menyebabkan modernisasi tersebut beririsan dengan budaya, yang pada akhirnya menurut Chondak menghasilkan modernisasi akulturatif, yang pada masyarakat Asia dan Afrika (berbeda dengan Eropa Barat dan Amerika) akan memunculkan situasi yang menguntungkan bagi perkembangan industrialisasi selanjutnya. Konteks kekinian adalah keluarga menjadi arena pasar bagi industry atas nama pertumbuhan ekonomi. Berbagai macam kebutuhan bagi istri sebagai rumah tangga, setiap hari menghiasi iklan di TV mulai dari barang-barang kebutuhan dapur sampai dengan kebutuhan istri sebagai perempuan untuk melakukan perawatan dari ujung kaki sampai dengan rambut. Termasuk anak, menjadi pasar berbagai macam produk makanan sampai dengan otomotif untuk kasus kecelakaan yang dialami oleh AQJ (Doel), 2013.

Berger melakukan pengamatan melampaui yang dilakukan oleh Goode dan Chondak dengan melihat modernisasi sebagaiketerasingan dalam pikiran dan hidup manusia yang menyebabkan manusia modern tidak berdaya. Dalam dunia yang sangat komplek ini mereka menjadi “tunawisma” atau “homeless of mind”. Keluarga yang dilandasi berbagai macam perbedaan latar belakang dan ketidakmampuan menyatukan berbagai macam pluralitas yang ada dalam keluarga dan pengaruh dari luar, industrialisasi yang mengkooptasi, menjadikan anggota keluarga mencari ruang baru yang dimaknai keluarga, ruang baru itu bisa berupa ruang public yang menggunakan symbol-simbol tertentu sebagai bentuk ikatan keluarga. “Rumah dunia” dalam bahasa Berger tersebut merupakan ruang yang sangat intim menyatukan seluruh anggota keluarga yang ada didalamnya. Bentuknya beraneka ragam, salah satunya yang menjadi fenomena tumbuhnya fundamentalisme agama adalah sekte-sekte keagamaan sebagai keluarga baru yang memiliki persamaan pandangan dan ideology. Analisis Berger ini sangat relevan dengan tumbuhnya radikalisme agama di Indonesia.

Fakta yang diungkapkan oleh Berger tersebut menunjukan bahwa keluarga inti memiliki arti penting dalam masyarakat modern. Keluarga dengan sberbagai macam fungsinya menjadi sarana transfer nilai dan norma, yang pada akhirnya tidak ada pemisahan antara keluarga dan komunitas sosial. Hubungan dan ikatan emosional yang terbangun dalam keluarga menjadi bagian pembentuk nilai dan norma dalam komunitas, masyarakat dan negara. Individu yang baik akan membentuk keluarga yang baik, keluarga yang baik akan membangun masyarakat dan negaranya menjadi baik. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun