Mohon tunggu...
Murya Ali Absah
Murya Ali Absah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Menjadi Manusia

Hari kemarin adalah nasehat bagi yang hidup

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kezuhudan dalam Mendaki

3 November 2019   04:45 Diperbarui: 3 November 2019   05:33 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak sekali anggapan bahwasannya santri pondok pesantren melulu belajar ilmu agama saja. Di pondok saya dulu, selain belajar ilmu agama, para santri di berikan kebebasan dalam persoalan belajar dan pengembangan bakat minat mereka masing-masing. Salah satunya adalah HIPAMPALA singkatan dari Himpunan Pemuda Muslim Pecinta Alam.

Didalam organisaasi ini, para santri di ajarkan untuk menjadi pemuda pecinta alam sejati yang sesuai dengan ajaran agama islam. Untuk masuk organisasi ini pun bisa di bilang sedikit rumit. Karena apa? Selain fisik dan mental yang kuat, para santri juga harus mumpuni dalam hal keilmuan juga. Dengan gemblengan yang tidak main-main, solidaritas organisasi ini sangat tinggi sehingga membentuk karakter yang disiplin, pemberani, berhati-hati dalam bertindak, dan bertanggung jawab atas semua hal yang terjadi.

Saya pun sebagai santri pernah merasakan hal itu. Tidak ada yang namanya santri dilarang untuk mendaki ataupun melancong jauh keluar daerah guna menikmati kebesaran tuhan.

Bagi saya gunung adalah salah satu tempat yang pas untuk menikmatinya. Bahkan hipampala sendiri juga sering melakukan perjalanan guna melakukan pembelajaran dengan alam. Perjalanan setapak demi setapak bukanlah halangan menurut mereka, melainkan setiap setiap tapak itu menjadi ujian yang harus di lewati dengan penuh kesabaran.

Bukan dengan emosi dan amarah melainkan dengan kesabaran, kesolitan dan doa kepada tuhan yang menciptakan alam seisinya. Tidak hanya itu saja, sikap saling menghargai satu sama lain juga melekat pada diri kita. Terlebih ketika kita menjumpai orang selain agama islam di setiap tapak kita.

Dengan kuatnya relasi, sering kali diadakan upacara peringatan 17 agustus di puncak gunung. Bukan sekedar upacara biasa melainkan proses mensyukuri nikmat tuhan, sehingga kita bisa hidup damai seperti sekarang ini. Manikmati indahnya ciptaan tuhan dapat mengantarkan kedekatan kita kepada-Nya.

Jadi mendekatkan diri kepada sang pencipta itu tidak selalu dengan duduk bersila di masjid saja. Akan tetapi dengan proses dan tujuan hipampala menjadikan pecinta alam sejati dengan ajaran islam akan semakin manteb ketika kita berhubungan dengan alam dan menjaganya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun