Mohon tunggu...
Murwani Suciati
Murwani Suciati Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik dan ibu rumah tangga

Hobi di bidang seni dan menekuni dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Ashabul Ukhdud

13 Maret 2024   10:04 Diperbarui: 13 Maret 2024   10:06 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

                Pemuda Ghulam berhasil selamat dan kembali ke Kerajaan. Raja sangat terkejut. Ia pun memerintahkan prajuritnya untuk menenggelamkan Ghulam ke Tengah laut. Tiba-tiba ada ombak besar dan kapal yang membawa mereka menenggelamkan semua prajurit. Ghulam yang selamat pun kembali lagi ke istana raja.

                Melihat hal itu, raja menjadi sangat kaget dan keheranan. "Bagaimana caranya agar aku dapat membunuhmu wahai Ghulam?" tanya raja. "Kumpulkanlah seluruh rakyat, lalu ikatlah aku, kemudian bunuhlah aku dengan anak panahku sambil ucapakan, "Bismillahi robbil Ghulam"." Jawab Ghulam. Raja pun menyanggupi permintaan Ghulam. Setelah semua siap, tim pemanah pun melesatkan anak panahnya sambil berkata, "Bismillahi robbil Ghulam." Akhirnya pemuda Ghulam pun meninggal.

                Melihat kejadian itu, rakyat pun menyatakan keimanannya, "Kami beriman pada Tuhannya Ghulam..." kata mereka. Raja menjadi sangat murka, ia meminta prajuritnya untuk menggali parit dan mengisinya dengan kayu yang dibakar hingga nyala api berkobar-kobar. Satu per satu penduduk yang tidak mau kembali kepada ajarannya, dimasukkan ke dalam parit.

                Tibalah giliran seorang ibu yang menggendong anaknya. Ia diliputi keraguan untuk masuk ke dalam kobaran api di dalam parit itu. Namun bayi yang dalam gendongannya berkata, Duhai ibu, bersabarlah, karena engkau sesungguhnya berada di atas kebenaran." Akhirnya dengan bulat tekad sang ibu beserta anaknya masuk ke dalam kobaran api yang menyala-nyala itu.

                Demikianlah sepenggal kisah Ashabul Ukhdud, sebuah kisah yang mengajarkan kita tentang sebuah keimana kuat, yang tak goyah oleh halangan apa pun, sampai nyawa menjadi taruhannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun