Mohon tunggu...
Murtiyarini Murtiyarini
Murtiyarini Murtiyarini Mohon Tunggu... Blogger / PNS -

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Antara Penampilan, Percaya Diri dan Rejeki

22 Desember 2014   06:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:45 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1419178309609135283

Saya cukup lama menjadi pengangguran seusai lulus kuliah. Sudah beberapa kali gagal dalam wawancara kerja. Padahal kalau dilihat dari latar belakang akademis, bisa dibilang bisa bersaing. Menyandang gelar sarjana Perguruan Tinggi Negeri ternama, dengan IPK sangat memuaskan, ternyata tidak jaminan mendapatkan pekerjaan dengan mudah.

Kalah karena keunggulan akademis bisa saya terima. Tapi kalah dengan kandidat lain yang hanya mengandalkan penampilan, aduh, rasa-rasanya sulit diterima. Kok bisa penampilan menjadi penting ?

Seiring bergulirnya kegagalan demi kegagalan, saya terpaksa mengakui bahwa penampilan menjadi bagian penting dalam dunia kerja dan sosial.  Anda bisa saja pintar, tapi kalau penampilan tidak menunjang, bahkan tidak ada kesempatan untuk membuktikan kepintaran anda.

Awalnya ada semacam pergolakan dalam diri sendiri. Penampilan yang seolah menjadi kontra dengan jati diri saya. Sampai detik ini, kedewasaan saya dalam menjaga penampilan berkembang. Kedewasaan ini berbeda satu dengan yang lain. Sama seperti pemahaman seseorang menyikapi sesuatu.

Mengubah Mindset.

Hal pertama yang saya tanamkan dalam diri adalah mengubah mind set arti penampilan.  Penampilan yang baik tak berarti harus bermodal mahal untuk make up, fashion dan perlengkapan lainnya. Penampilan yang baik tak harus mengacu pada satu ras atau negara, misalnya cantik tak harus putih sepwrti orang China, atau harus tinggi seperti orang Eropa. Mindset yang salah kaprah ini membebani jiwa kita.  Akibatnya, kita tidak bisa berjalan tegak penuh percaya diri.

Menjadi diri sendiri.

Berulang kali saya mencoba bermake up tebal seperti yang disarankan di majalah-majalah kecantikan. Setelah memandang ke cermi , saya seperti melihat diri saya 10 tahun lebih tua. Oh tidak, ini bukan karakter saya. Saya merasa dalam kondisi paling cantik saat wajah hanya menggunakan baby powder dan seulas lipstik tipis warna pink. Sudah, itu saja.

Menjaga kebersihan dan kerapihan.

Lalu bagaimana bisa "grooming" kalau hanya mengandalkan make up tipis? Bisa dong.  Karena penampilan itu tidak tergantung pada kemewahan. Seseorang akan enak dilihat kalau dia rapi. Coba tanya diri sendiri, bangun tidur memilih pegang sisir atau pegang ponsel? Menyisir rambut mengawali pagi membuat kita lebih rapi, dan percaya diri. Minimal percaya diri untuk melangkah ke teras rumah untuk melakukan olahraga ringan.

Cobalah dengan hal mudah seperti mandi komplit 2x sehari (dengan keramas dan sikat gigi), rapikan rambut dan rapikan pakaian. Pilih yang sesuai karakter anda. Tak perlu tersiksa dengan ketidaknyamanan make up tebal dan highheel yang justru membuat rasa percaya diri hilang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun