Mohon tunggu...
Murtiyarini Murtiyarini
Murtiyarini Murtiyarini Mohon Tunggu... Blogger / PNS -

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Rekam Karya dan Aspirasi Guru

22 November 2014   06:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:09 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14165892831484495319


Penyempurnaan sistem pendidikan di Indonesia tidak bisa lepas dari peran guru. Guru adalah garda depan pendidikan. Merekalah yang berhubungan langsung dengan murid, wali murid dan memahami situasi sebenarnya di sekolah.

Dalam hal ini guru di seluruh Indonesia bisa menjadi "jurnalis" yang mewartakan kondisi lapang pendidikan. Misalnya, bagaimana proses adaptasi siswa terhadap kurikulum baru dan hal-hal apa yang perlu mendapat perhatian lebih. Pewartaan ini sifatnya lokal, artinya setiap guru bisa menceritakan lingkup kecil sekolahnya.

Kepekaan guru sebagai tokoh yang bersentuhan langsung dengan anak didik, menjadikannya pihak yang paling tahu bagaimana pendidikan sebenarnya berlangsung. Bukan tidak mungkin, manakala ada kendala di sekolah, guru mempunyai ide-ide solusi yang masuk akal dan aplikatif. Guru bisa menjadi penyampai aspirasi pada pembuat kebijakan dari tingkat sekolah, Dinas Pendidikan, Kementerian dan Presiden.
Guru yang berdedikasi dan berkarya dapat menjadi teladan bagi siswa maupun bagi guru lain. Nilai-nilai positif yang dilakukannya dapat memberikan inspirasi bagi pelaku pendidikan pada tingkat manapun, baik bagi para siswa maupun sesama guru.

Dari uraian di atas, Guru dapat berperan sebagai jurnalis pendidikan, sebagai pemberi aspirasi, dan sebagai inspirator bagi masyarakat luas maupun bagi para perumus pendidikan negeri ini. Bagaimana caranya?

Guru-guru,  menulislah!

Iklim menulis para guru di Indonesia bisa dikatakan masih sepi. Padahal menulis adalah bentuk ekspresi dari seseorang. Banyak kendala yang menjadi pembatas guru-guru sulit menulis, di antaranya adalah tuntutan menulis harus bagus, kebebasan menulis formal di dunia pendidikan, serta ketakutan untuk bercerita dengan jujur.  Bapak dan ibu Guru, menulislah dengan santai dan mudah. Menulislah dari hal-hal yang ditemui sehari-hari. Tak perlu karya tulis ilmiah untuk menceritakan problematika sekolah, cara mengatasi problema siswa, proses mengajar, mengabarkan kebutuhan sekolah dan lain sebagainya. Dengan menulis, Guru telah menyumbangkan kepingan puzzle informasi pendidikan negeri ini. Dan ijinkan para pemimpin negeri yang peka akan membaca bagaimana kondisi sebenarnya anak didik di berbagai daerah.

Bapak dan Ibu Guru, jangan sungkan menyampaikan aspirasi. Anda dapat menyampaikan apa yang menjadi ganjalannya tentang praktik pendidikan di negeri ini. Sampaikan ide solutif anda. Tak perlu menunggu punya masalah besar dan menjadi pahlawan untuk bisa bercerita. Sekolah anda sudah perlu perbaikan bangunan, perlu bantuan buku ajar, siswa perlu transportasi yang memudahkan menjangkau sekolah, guru perlu tunjangan kesejahteraan? Selama itu fakta, tidak menghasut, tidak menghujat, lantas kenapa enggan menulis?  Tuliskan harapan-harapan anda, sampaikan kepada pembaca seluas-luasnya. Tentang kebutuhan sekolah, tentang kebutuhan siswa, juga tentang bagaimana pendidikan berjalan dengan baik menurut guru. Ya, menurut sang Guru yang menulis. Aspirasi Guru yang jujur, bukan aspirasi titipan atau paksaan.

Guru, tuliskan metode pengajaran anda. Materi dan kurikulum pendidikan boleh sama se- Indonesia, namun metode dan gaya pengajaran bisa jadi beda. Ceritakan kelebihan dan kekurangan cara pengajaran yang anda lakukan. Info ini bisa menjadi inspirasi bagi guru lain, atau siapapun pembaca yang bisa menyerap manfaatnya. Dengan cara ini sesama guru bisa saling bertukar pikiran dan menambah wawasan.

Guru, menulislah untuk mencatatkan ilmu. Walaupun ilmu pengetahuan telah  berkembang ribuan tahun, dan jutaan buku telah mencatatnya, tak ada salahnya jika para guru menuliskan ilmu yang diketahuinya. Bisa jadi ada ilmu baru yang bisa dibagi. Atau menuliskan ulang ilmu pengetahuan yang ada dengan gaya penulisan baru sesuai gaya sang guru. Tulisan guru akan menjadi penyambung ilmu pengetahuan di masa mendatang agar tidak terputus.

Menulis juga dapat menjadi jejak karya. Karya seperti apa? Penghargaan nasional?  Sebelum berpikir setinggi itu, pikirkan hal terdekat kita. Karya adalah saat kita berhasil melakukan sesuatu dengan baik. Misalnya Guru baru menyelesaikan pelatihan, lantas menuliskan pengalamannya. Guru berhasil mendapatkan penghargaan tingkat daerah, lantas menuliskannya. Guru dan siswa berhasil panen dari praktek pertanian organik di lahan sekolah, kemudian menuliskannya. Selain mencatatkan jejak karya, menuliskan sebuah keberhasilan juga berbagi ilmu dan inspirasi. Kita mungkin tak menduga, bahwa dokumentasi karya guru dalam bentuk tulisan akan sangat bermanfaat bagi pembacanya.

Dengan mengetahui manfaat-manfaat guru menulis seperti tersebut di atas, harapannya banyak guru tergugah untuk menulis. Soal menulis dimana dan bagaimana, saat ini banyak cara dan media yang bisa mengakomodir minat menulis. Guru dapat mengirimkan tulisannya di media massa, penerbit buku, atau media online. Selain tiga media tersebut, masih ada media menulis yang lebih mudah dilakukan tanpa seleksi. Antara lain adalah blog pribadi, blog bersama seperti kompasiana, sosial media, misalnya catatan facebook, atau dengan mencetak dan menerbitkan buku secara indie (swadaya).
Menggugah kemauan para guru untuk menulis ini secara tidak langsung berperan dalam perkembangan pendidikan di Indonesia ke arah yang lebih baik. Niat ini sejalan dengan misi Tanoto Foundation yang didirikan pada tahun 2001 oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto. Keduanya percaya bahwa kelangsungan pendidikan sangat penting dalam mendukung upaya seseorang untuk menyadari potensinya menuju taraf hidup lebih baik.   Untuk mendukung sektor pendidikan, Tanoto Foundation melaksanakan Program Peningkatan Sekolah di lebih dari 200 sekolah dasar di Riau, Jambi, dan Sumatera Utara.  Salah satu pilar yang harus didukung adalah Guru. Tak heran jika gerakan Guru Menulis mendapatkan dukungan penuh dari Tanoto Foundation
Menulislah para guru! Rekamlah jejak karya dan aspirasi mu. Tulisanmu akan menjadi inspirasi negeri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun