Pemanfaatan limbah pertanian sebagai pupuk organik akan menghemat biaya dan akan sangat menguntungkan untuk tanah kita. Seperti pemanfaatan limbah tempurung kemiri contohnya, di berbagai daeran di Indonesia yang penghasil kemiri seperti di Aceh, Sumatra Utara, Mamuju, kabupaten Sigi, Bima Provinsi NTB dan diberbagai daerah lainnya. Dengan keberlimpahan tanaman kemiri di daerah tersebut bukan hanya isi dari kemiri yang dapat dimanfaatkan namun tempurung dari kemiri juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang memiliki banyak kegunaan bagi tanah maupun tanaman.
Tanah merupakan media tanam utama bagi petani yang selama ini sering dilakukan pengolahan untuk memproduksi hasil dari tanaman tertentu dengan berbagai cara seperti pemupukan an-organi, penyemprotan pestisida, bembakaran sisa tanaman, dibajak dan lain sebagainya yang mempengaruhi tingkat kesuburan tanah itu sendiri. Semakin hari hasil produksi dari pertanian di suatu lahan mulai menurun karena struktur tanah dan unsur hara yang mulai rusak dan menipis.
Pemakaian zat an-organik memang menunjukkan reaksi cepat pada tanaman namun dapat merusak struktur tanah dan kandungannya, oleh sebab itu kita perlu memperbaiki pola pengolahan pada tanah kita yaitu dengan mulai beralih ke penggunaan pupuk organik. Karena dengan penggunaan pupuk organik akan membantu memperbaiki struktur tanah secara perlahan dengan bantuan mikroorganisme dan begitu juga dengan kandundungan hara tanahnya.
Pengolahan tempurung kemiri menjadi pupuk hanya dengan melakukan pembakaran sampai menjadi arang, arang tempurung kemiri ini lah yang akan dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk memperbaiki stuktur pada tanah dan memperbaiki kandungan hara pada tanah karena arang kemiri memiliki kandungan seperti kalium, kalsium dan magnesium. Arang tempurung kemiri memiliki kegunaan untuk mengurangi biomassa mikroba, memperbaiki agregasi tanah, meningkatkan total karbon organik, memperbaiki sirkulasi air maupun udara pada tanah yang akan merangsang pertumbukan akar tanaman menjadi lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H