Apa yang akan anda lakukan jika listrik di rumah anda mati sampai 24 jam lebih sedang ada anak kecil baru berumur 3 hari? Atau jika keluarga Anda sedang di rawat di ICCU Rumah Sakit / atau akan menjalani operasi tiba-tiba listrik mati sampai 24 jam? Anda akan bersabar dan menerima begitu saja, membiarkan begitu saja tanpa beban, atau ngomel-ngomel, mengumpat PLN atau semacamnya, mungkin hal itu manusiawi.
Kejadian semacam ini bukan hanya membuat warga di Kaltim merasa resah, namun juga menjadi sangat antipati terhadap PLN khusunya untuk area Kalimantan Timur. Patut di catat bahwa pelayanan PLN Area Kalimantan Timur mungkin dapat dikatakan bahwa yang terburuk sampai saat ini.
Yang paling menyakitkan adalah tidak adanya informasi dari PLN sebelumnya bahwa akan terjadi pemadaman. Tiba tiba saja terjadi begitu saja dan kejadian yang selalu berulang-ulang.
Jika merujuk ke UU No: 30 Tahun 2009 dimana Negara memberikan hak monopoli kepada Pemerintah via PLN untuk untuk pengadaan ketenagalistrikan. Dengan hak monopoli tersebut PLN telah menjadi penyedia tunggal energi listrik di Indonesia.
Dalam UU tersebut juga di atur bahwa Pemerintah yang dimaksud dalam undang-undang ini adalah Pemerintah Pusat dan Pemerinta Daerah tentunya dengan kewenangan masing-masing seperti diatur alam UU. Jadi jika pemerinta daerah selama ini menjadi “acu” dan seakan-akan tidak mau tau tentang energi listrik adalah hal keliru dan hanya cuci tangan saja.
Pemberian Hak monopoli ini dari Negara ternyata tidaklah senyaman yang dibayangkan kerena faktanya dengan monopoli ini Pemerintah melalui PLN tidak hanya sangat terbelakang dalam pembangunan infrastruktur untuk mendorong dan memenuhi kebutuhan energy listrik yang sangat luar biasa di Indonesia, PLN juga menjadi perusahaan yang masih sangat jauh dari kesan profesional. Jika melihat lebih jauh harusnya PLN dapat membaca bahwa listrik adalah segmen pasar yang luar biasa besar di Indonesia dan harus dikelola dengan benar-benar profesional.
Kaltim Identik Krisis Energi
Kalimantan khususnya Kalimantan Timur adalah daerah yang kaya akan SDA yang luar biasa banyak. Jika anda berfikir seperti itu maka faktanya memang benar. Kalimantan Timur memiliki SDA yang luar biasa banyak bahkan menjadi penyumbang devisa terbesar. Jika demikian apakah Kaliman Timur yang memiliki SDA melimpah rakyatnya sejahtera dan hidup nyaman?
Jauh panggang dari api. Kalimantan menjadi daerah yang hanya menjadi ladang penghasil uang namun rakyatnya jauh dari sejahtera, hidup dalam kemiskinan dan penerima bantuan beras miskin alias raskin.
Indikasinya dapat kita liat dari infrastruktur di Kalimantan secara umum seperti sekolah, jalan, rumah sakit, dll, masih sangat minim bahkan dapat dikatakan masih jauh dari layak jika dibandingkan dengan daerah Jawa Sumatra.
Yang menyakitkan adalah suply listrik yang sering mati. Bayangkan jika ada yang sakit dari pelosok misalnya dirujuk ke Samarinda atau Balikpapan -sebagai kota yang lumayan bagus fasilitas kesehatannya, karena dokter didaerah tersebut tidak sanggup atau peralatan yang tidak memadai, sudah naik mobil berjam-jam untuk mendapat fasilitas kesehatan lebih baik malah harus menerima kenyataan lain.