Mohon tunggu...
Mursyid Sonsang
Mursyid Sonsang Mohon Tunggu... -

peminat masalah masalah sosial politik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Jambi itu Masuk Padang atau Palembang....

23 Mei 2011   17:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:18 912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mantan Gubernur Jambi Drs. H. Abdurrahman Sayoeti, Minggu (22/5/2011)  telah pergi selama-lamanya ke alam peristirahatan yang abadi. Namun, pamong senior itu akan tetap dikenang oleh masyarakat Jambi atas pengabdian dan karyanya. Selama menjabat Gubernur Jambi selama sepuluh tahun (1989 - 1999) nama Jambi berkibar ke pentas nasional dan internasional.

Zaman pemerintahan Abdurahman Sayoeti, infrastruktur jalan dan jembatan sudah rampung oleh Gubernur pendahulunya Maschun Syofyan. Hubungan jalan dari Kota Jambi ke kabupaten-kabupaten mulus dan bagus serta Jambi diuntungkan dengan selesainya pembangunan jalan trans Sumatera yang melewati beberapa kabupaten menuju provinsi tetangga.

Pembangunan ekonomi Jambi mengeliat dengan cepat dari sector kehutanan, perkebunan dan pertanian. Puluhan industri kehutanan dan perkebunan tumbuh bak jamur, pabrik plywood, bubur kertas, pabrik kelapa sawit, karet   dan lain sebagainya.

Masyarakat Jambi  hidup berkecukupan, mencari pekerjaan tidak terlalu susah dan daerahnya aman “ Zaman ini enak nian mencari uang di Jambi,” ujar Mukhlis. Akibatnya, ribuan orang pergi merantau ke Jambi, untuk merubah nasibnya. Potensi ini dimanfaatkan betul oleh Abdurhaman, dengan slogan Jambi tempat teraman untuk berinvestasi.

Menurut teori perkembangan manusia, ketika kebutuhan dasar sudah tercukupi,  manusia ingin dihargai. Untuk mewujudkan harga diri, perlu melakukan kegiatan-kegiatan seni budaya dan olahraga.

Maka tak heran, pada dekade tahun 1980-an. Orang di luar Jambi, masih banyak yang mengatakan Jambi bagian dari Sumbar dan sabagian mengatakan Jambi bagian dari Sumetara Selatan. “ Jambi itu dimana ya..masuk Palembang atau Padang,” ujar Steve Dombon, wartawan asal Irian Barat tahun 1992 lalu.

Berduet dengan Isterinya yang artis dan cantik Ny. Lily Sayoeti, Provinsi Jambi mulai dikenal secara nasional dan internasional. Mereka menggali potensi seni batik Jambi dan tariannya. Tidak tanggung-tanggung Tim Kesenian Jambi ini melalang buana ke Eropah dan Amerika serta Negara-negara Asia untuk mempromosikan batik Jambi dan tarian-trian Jambi.

Selain itu, tahun 1997 Provinsi Jambi menjadi tuan rumah MTQ tingkat nasional yang dibuka langsung oleh Presiden Soeharto. Pada waktu itu RCTI televisi swasta pertama yang sangat digemari masyarakat menyiarkan langsung MTQ itu setiap hari.  Merupakan satu-satunya event MTQ disiarkan langsung oleh televisi swasta tersebut. Membuat nama provisni Jambi makin terkenal.

Begitu juga dengan bidang olahraga, nama Jambi selalu harum dengan masuknya Jambi sepuluh besar setiap PON. Sarana olahraga standar internasional dibangun di Kota baru.  Untuk menongkrak prestasi dibajak beberapa atlet papan atas Indonesia. Seperti cabang renang, panahan dan lainnya.

Agar kegiatan itu diketahui banyak orang, Sayoeti sangat membutuhkan wartawan. Setiap tim kesenian Jambi tampil di dalam negeri dan luar negeri selalu membawa banyak wartawan. Selain itu perhatian terhadap wartawan khususnya PWI -- memang satu-satunya organisasi wartawan waktu itu-- sangat luar biasa, seperti bantuan tanah perkantoran berserta bangunan serta tanah untuk perumahan.

Hanya saja, kantor PWI yang berhasil dibangun di Jalan Jakarta Ujung, Kota Baru dan peresmiannya langsung oleh Pak Sayoeti, tahun 1998 lalu. Sedangkan perumahan PWI di Pondok Meja seluas 2 Ha, hingga kini masih semak belukar. Hal ini bukanlah kesalahan dari Pak Sayoeti, tetapi kesalahan PWI sendiri yang tidak mampu mewujudkannya, terutama kepengurusan PWI 10 tahun yang lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun