Mohon tunggu...
Akhmad Murjani
Akhmad Murjani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mencoba menuangkan dalam tulisan kecil.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mana Hasrat yang Lebih Utama?

3 Januari 2024   00:28 Diperbarui: 3 Januari 2024   07:49 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hallo Sobat-Sobat Pembaca, Tahukah kalian ada sebuah Fenomena dimana Kaum Jin bertanya kepada Manusia, yaitu seorang Syekh Sufi Imam Asy-Sya'rani ra. Sebuah pertanyaan yang menjadikan Pelajaran dan pemahaman baru bagi kita.

Disini penulis mengutip salah satu pertanyaan Kaum Jin tersebut dibawah.

Mereka (Kaum Jin) bertanya sambil berpikir, “Yang mana yang lebih utama, apakah hasrat yang sudah dicapai oleh orang yang mencintai, atau rasa hasratnya yang terus berlangsung?".

Aku (Imam Asy-Sya'rani) menjawab, "Hasrat yang terus berlangsung lebih sempurna karena hasrat itu ada terus-menerus, sementara hasrat yang sudah dicapai bisa terputus. Perbandingannya adalah riwayat yang dikutip dari asy-Syubli ra. bahwasanya ia berdoa, 'Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu hasrat bertobat, bukan keterwujudan tobat.' Hasrat tobat biasanya didahului oleh rasa takut kepada Allah swt. sehingga orangnya tidak jatuh ke dalam dosa. Ini berbeda dengan tobat yang sudah tercapai dan terkadang dibuntuti dengan penghinaan diri atau dominasi nafsu. Hal itu termasuk dosa besar bagi Allah swt. Jadi, pahamilah itu, wahai para jin.

Mereka (Syekh Sufi) juga telah melantunkan syair mengenai hal itu,

Tercapainya hasrat untuk mendapat ketersambungan bisa musnah, sementara hasrat yang terus berlangsung dan ketersambungan akan terus ada.

Begitu juga imajinasi untuk berpisah, ia akan terus ada ketika berjumpa. Jadi, orang berhasrat yang terkecoh adalah orang yang berkata, 'Kesulitannya telah dimudahkan.' 

Aku katakan kepadanya, 'Tidak segala yang sulit di alam ini mudah.'Itu termasuk sifat hasrat, tidak lain, dan hasrat merupakan penyakit yang terpendam di dalam hati.

Hukum tersebut tiada kecuali di sini, sementara di sana materinya akan hilang dan menjadi nyata."

Artinya, kerinduan itu tidak mempunyai wujud di dalam kehidupan akhirat, karena akhirat adalah tempat penyingkapan tabir. Namun Allah swt. adalah Dzat Yang Lebih Mengetahui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun