Mohon tunggu...
Murran kamila
Murran kamila Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar sekolah (SMA)

Pelajar Man 1 JEMBER

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Walisongo dan Demak: Kolaborasi Sakral dalam Menyebarkan Islam dan Memahat Budaya Jawa

25 Oktober 2024   21:13 Diperbarui: 26 Oktober 2024   05:17 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di pulau Jawa. Kerajaan yang terletak di pesisir utara pulau Jawa ini didirikan oleh Raden Patah pada awal abad XVI Masehi. Kerajaan ini terletak di daerah Demak, Jawa Tengah, tepatnya di sebuah daerah yang bernama Bintoro. Sebelum menjadi sebuah kerajaan, wilayah Demak awalnya merupakan sebuah kadipaten yang menjadi bagian dari kerajaan Majapahit. Raja pertama dari kerajaan ini adalah Raden Patah yang sekaligus pendiri dari Keraajan Demak. Ia mendirikan Kerajaan Demak dengan aturan dan norma yang berlandaskan pada nilai-nilai dan ajaran Islam. Dari sinilah Kerajaan Demak dikenal menjadi pusat persebaran agama Islam yang ada di Indonesia.

Persebaran agama Islam di Kerajaan Demak tidak terlepas dari peran Wali Songo, di antaranya Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Bonang. Para wali tersebut memiliki peran penting pada masa perkembangan Keraajaan Demak sebab juga menjadi penasihat bagi penguasa Kerajaan Demak. Bahkan lahirnya Kerajaan Demak didorong oleh latar belakang untuk mengembangkan dakwah Islam. Sehingga Demak selalu memperjuangkan daerah-daerah yang berada di bawah kekuasaan asing.

Dalam bidang dakwah islam dan pengembangannya. Raden Patah menerapkan hukum islam dalam setiap aspek kehidupan. Selain itu, Raden Patah mendirikan masjid pada tahun 1479 yang sekarang dikenal dengan Masjid Agung Demak. Masjid itu termasuk masjid tertua di pulau jawa yang terletak di alun alun Kota Demak. Masjid Agung Demak menjai cikal bakal berdirinya kerajaan Glagahwangi Bintoro Demak. Masjid ini digunakan selain untuk beribadah juga sebagai tempat berkumpulnya para wali pada masa Kerajaan Demak. Seni Arsitektur Pengaruh Islam juga terlihat dalam seni arsitektur di Demak. Masjid Agung Demak yang dibangun pada masa itu memiliki ciri khas Islam, seperti bentuk kubah dan menara. Penggunaan kaligrafi Arab dalam dekorasi masjid pun menjadi semakin umum. Sehingga setiap warga yang datang ke msjid atau hanya melewatinya akan selalu melihat dan membaca kaligrafi arab itu.

Peran Sunan Ampel yang mengangkat Raden Patah sebagai sultan pertama  yang mengantarkan Kerajaan Demak mencapai kejayaannya. Sultan kalijaga yang berperan menyebarkan agama islam lewat seni wayang. Lewat wayang, Sunan kalijaga  memasukkan beragam jenis cerita yang mengisahkan kisah kisah dari al-Qur'an dan hadist demhan kaligrafi  arab pada tokoh tokoh wayang. Selain itu, Sunan Kalijaga juga menyebarkan islam lewat seni ukir dan seni suara seperti Lir Ilir atau Gundul pacul. Penyebaran islam oleh Sunan Muria mirip dengan Sunan Kalijaga. Uniknya dari cara Sunan Kudus yaitu, beliau tidak pernah memerintahkan rakyatnya secara langsung untuk berpindah memeluk islam, melainkan mengajak mereka dengan perlahan.

 Sebagai peran penyebaran agama islam di jawa, Kerajaan Demak meninggalkan jejak kebudayaan yang masih ada sampai sekarang. Banyaknya masyarakat penganut islam di jawa disebabkan oleh upaya penyebaran agama islam pada masa Kerajaan Demak. Pada masa awal pemerintahan, Raden Patah dibantu wali Songo dalam menjalani kepemerintahan. Sultan Demak berperan sebagai pengambil kebijakan dakwah sedangkan para wali sebagai penyebar agama islam, pelaksana kebijakan dan penasehat sultan. Dan tentu saja kebijakan yang ditetapkan oleh Sultan Demak adalah dari kepentingan dakwah. Dalam penyebaran agama islam, para wali songo tetap bertoleransi terhadap budaya lama dan membiarkan budaya lama tetap ada namun harus sesuai dengan ajaran islam. Hingga para wali menggunakan media budaya lama tersebut sebagai penyebaran agama islam.

Budaya di pulau jawa tidak terlepas dengan budaya islam pada masa kerajaan dan peran walisongo. Salah satua tradisi di jawa tengah yaitu sekaten. Keraton yognya menggelar acara sekaten guna memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sejarah sekaten tidak lepas dengan upaya penyebaran agama islam oleh sunan Kalijaga di kerajaan Demak. Untuk membuat masyarakat memeluk agama islam yang pada saat itu memeluk agama Hindu Budha, Sunan kalijaga menarik perhatian masyarakat melalui iringan lagu yang berisi dakwah islam dan dimainkan bersamaan dengan alat musik gamelan. Dalam pertunjukan tersebut sunan kalijaga menyebarkan agama islam dan menuntun masyarakat mengucapkan kalimat syahadat. Hingga pada saat itu, sekaten masih dilestarikan sebagai upacara yang memperingati hari kelahiran rasulullah.

Seni tari di Demak juga mengalami pengaruh Islam. Tarian-tarian baru, seperti tari Sufi, diperkenalkan dan menjadi populer di kalangan masyarakat. Tarian-tarian ini biasanya bernuansa religius dan digunakan untuk mengekspresikan rasa cinta kepada Allah SWT. Ada juga pengaruh Islam dalam bidang kesusastraan terlihat dari munculnya karya-karya sastra baru yang bernafaskan Islam. Karya-karya ini, seperti hikayat dan babad, menceritakan kisah-kisah para nabi dan pahlawan Islam, serta ajaran-ajaran agama Islam. Strategi dakwah melalui kesenian terbukti efektif dalam menarik minat masyarakat untuk mempelajari dan memeluk agama Islam. Kesenian yang familiar dengan budaya lokal menjadi sarana yang mudah diterima dan dinikmati oleh masyarakat.

Wayang kulit, seni pertunjukan tradisional Jawa, menjadi media efektif untuk menyampaikan pesan-pesan Islam kepada masyarakat.Cerita-cerita wayang diadaptasi dengan kisah-kisah dari Al-Qur'an dan Hadits, dengan tokoh-tokoh wayang yang dihiasi dengan kaligrafi Arab. Para dalang, yang berperan sebagai pencerita dan pengendali wayang, sering kali menyelipkan dakwah Islam dalam pertunjukan mereka.

Gamelan, ansambel musik tradisional Jawa, juga mengalami pengaruh Islam. Alat musik baru seperti rebana dan gendang kecil diperkenalkan, yang digunakan untuk mengiringi lagu-lagu Islami. Lirik lagu-lagu gamelan pun diubah untuk memuat pujian kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, pengaruh Islam dalam bidang kesenian memainkan peran penting dalam mempercepat proses islamisasi di Kerajaan Demak.

Selain dari peran Raden Patah dan juga Walisongo dalam penyebaran islam di pulau jawa, ada juga peran pedagang islam dalam penyebarannya. Letak ibukota yang tidak jauh dari pesisir utara pulau jawa. Kerajaan Demak terletak tidak jauh dari Selat Muria yang merupakan jalur lintas pelayaran dan perdagangan rempah rempah. Oleh karena itu, Demak dapat meningkatkan potensi kemaritimannya dan menjadi kerajaan yang melakukan perdagangan antarpulau.

Pelabuhan di beberapa titik yang ramai didatangi oleh pedagang lokal maupun internasional. Demak menjadi tempat dagang alternatif bagi pedagang muslim untuk menghindari  persaingan dari portugis yang saat itu berkuasa di Malaka. Pedagang islam ini selain berdagang, mereka juga menyebarkan agama islam lewat ikatan pernikahan. Dengan begitu banyak warga lokal yang masuk islam. Banyaknya sungai di kerajaan Demak seperti Sungai Serang yang menghubungkan pesisir dengan pedalaman juga menjadi pendorong dalam meluaskan jangkauan penyebaran islam di pulau jawa.

Kerajaan Demak menjadi tonggak utama dalam penyebaran agama islam di pulau jawa, berperan sebagai pusat peradaban islam pertama dan menjadi model pemerintahan yang mengintegrasikan aspek keagamaan dengan politik dan perdagangan. Melalui kegiatan dakwah lewat kesenian, demak berhasil menarik perhatian masyarakat lokal memeluk islam, yang kemudian menyebar ke berbagai daerah di jawa. Pengaruhnya yang signifikan terhadap budaya dan masyarakat setempat menjadikan kerajaan ini sebagai cikal bakal komunitas muslim di jawa, yang terus berkembang  hingga saat ini.

SUMBER;

https://jasika.umy.ac.id/index.php/jasika/article/download/6/4/93

https://www.detik.com/jogja/budaya/d-6945024/apa-itu-tradisi-sekaten-ini-sejarah-tujuan-hingga-prosesinya

https://www.kompas.com/stori/read/2024/04/23/180000979/kondisi-perekonomian-kerajaan-demak?page=all - page2

https://intisari.grid.id/read/034071706/seperti-apa-pengaruh-islam-dalam-bidang-kesenian-yang-mempercepat-proses-islamisasi-di-kerajaan-demak

https://www.kompas.com/stori/read/2022/06/09/130000079/peran-wali-songo-di-kerajaan-demak?page=all - page2

oleh:

Murran Kamila (26)

queen Fahriza (31)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun