Mohon tunggu...
Murniwati
Murniwati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Hospitaliti dan Pariwisata Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti

Salam kenal semuanya! P.S. Orangnya suka typo :)

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Durian Unik Berkulit Merah Asli Indonesia

21 Mei 2020   10:38 Diperbarui: 21 Mei 2020   13:00 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Â© google images

Durian lahung atau biasa dikenal dengan sebutan tembranang di Kalimantan Barat, merupakan buah langka mirip durian yang berasal dari Pulau Kalimatan. Buah ini  dapat ditemukan di seluruh wilayah Kalimatan hingga Sabah, Malaysia dengan keunikan tersendiri yang membedakannya dengan durian lainnya , yakni kulit berduri berwarna merah kehitaman.  

Menurut hasil penelitian Herbarium Bogoriense, Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi -- LIPI, durio dulcis atau durian lahung merupakan jenis durian asli Indonesia yang memiliki cita rasa paling manis di antara kerabat - kerabatnya..  Pohon durian ini tinggi, besar, berbanir, dan daunnya sama dengan durian biasa, hal yang membedakannya dengan durian lainnya adalah warna kulit merah kehitaman dengan duri yang lebih tajam dan lancip serta memiliki rasa yang berbeda tetapi dipercaya tetap lezat oleh masyarakat. Isi buah durian lahung sendiri lebih sedikit dibandingkan buah durian lain, sehingga terlihat sekilas kalau kulitnya lebih besar dan banyak daripada isi buahnya.

Kandungan protein, lemak, dan karbohidrat dalam durian lahung lebih tinggi daripada durian pada umumnya, hal tersebut mengacu berdasarkan paparan mengenai buah langka ini pada acara ASEAN Food Conference , 9 - 11 September 2013 di Singapura, dimana dinyatakan bahwa buah tersebut memiliki kandungan -- kandungan gizi penting bagi tubuh, diantaranya kadar air 56,1 %, protein 3,5%, lemak 2,8%, karbohidrat 36,26% serta serat sebanyak 6,6%. Konposisi kandungan tersebut dipercaya memberikan manfaat pada tubuh sebagai sumber pangan yang potensial.

Penelitian terhadap buah ini memang masih terbatas, tetapi terdapat sebuah penelitian dari Universtias Lambung Mangkurat, yang menyatakan bahwa daging buah dan biji durian lahung mengandung alkaloid yang umumnya dapat dimanfaatkan dalam pembuatan obat. Alkaloid yang terkandung adalah jenis alkaloid harmane yang jika dikonsumsi dalam jumlah tertentu, maka akan mampu meningkatkan tekanan darah sehingga akan memberikan efek positif bagi penderita hipotensi.

Laporan penelitian Journal of Integrative Medicine (3 : 169 - 181, 2011), menuliskan manfaat yang dimiliki durian lahung lainnya, yaitu sebagai antioksidan karena kandungan komponen alami fitokimia serta baik untuk menjaga kesehatan liver dan jantung. Suku Dayak, juga memanfaatkan kulit batang durian ini untuk menyembuhkan sariawan dan diare, serta rebusan bungannya dimanfaatkan untuk menurunkan demam.

Buah durian lahung belum pernah tercatat digunakan dalam upacara adat apapun, sehingga belum terlahir filosofi -- filosofi mengenai buah tersebut. Buah yang tumbuh di hutan pedalaman Kalimantan ini semakin sulit ditemukan akibat kerusakan hutan baik yang disebabkan oleh manusia ataupun alam serta belum diproduksi secara komersial oleh masyarakat, karena dianggap kurang ekonomis dengan jumlah dagingnya yang lebih tipis dan sedikit dibandingkan durian pada umumnya. Pohon durian ini pun rata -- rata berusia ratusan tahun dengan diamater 1 -2 meter dan tinggi yang melebihi pohon durian pada umumnya, sehingga sering ditebang oleh penebang liar untuk dijual ke industri.

Berdasarkan paparan - paparan yang telah disebutkan, maka saya memiliki saran dan solusi agar durian lahung tetap terus eksis dan terlepas dari ambang kepunuhan, yaitu dengan cara memberikan sosialisasi mengenai keunikan buah durian yang hanya bisa ditemukan di pedalaman hutan Kalimantan ini, sehingga masyarakat dapat tergugah untuk bersama melestarikannya serta diharapkan agar para peneliti dapat terus melanjutkan penelitian terhadap buah ini, sehingga manfaat yang terkandung serta hal -- hal lain yang belum diketahui dapat disebarluaskan kepada masyarakat lokal bahkan internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun