Mohon tunggu...
Murni Marlina Simarmata
Murni Marlina Simarmata Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Aro Gapopin

Menulis untuk mengasah disiplin berpikir

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ironi Kopi Nusantara: Berjaya di Negeri Orang, Tertatih di Negeri Sendiri

25 Oktober 2019   04:06 Diperbarui: 25 Oktober 2019   20:04 1807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keuntungan terbesar bisnis kopi telah lama dinikmati gerai-gerai terkenal ini dan negeri produsen hanya menikmati bagian terkecil. Kini saatnya merebut keuntungan itu dan menjadikan kopi Nusantara berjaya di rumahnya sendiri.

Jika gerai-gerai kopi alternatif seperti digambarkan di atas terus tumbuh, pelan tapi pasti tak ada lagi petani kopi di Indonesia yang percaya bahwa kopi adalah bahan pembuatan mesiu atau informasi sesat lainnya. 

Informasi sesat seperti ini membuat petani memperlakukan hasil panen mereka secara serampangan sehingga kualitasnya rendah. 

Para tengkulak membeli kopi berkualitas rendah tersebut dengan harga murah, mengolahnya kembali dengan metode lebih baik, kemudian menjualnya dengan harga jauh lebih tinggi.

Dengan adanya jaminan bagi petani bahwa kualitas akan sebanding dengan harga, mereka akan lebih termotivasi belajar bercocok-tanam kopi secara modern dan mengelola hasil panen dengan lebih baik. 

Semangat inilah yang disebarkan oleh anak-anak muda pemilik kafe baru tersebut dengan membina petani di desa dan membeli produk mereka secara langsung. 

Maka kita cukup optimis dapat mengejar ketertinggalan dari Brasil, Kolombia dan Vietnam yang telah berjaya berkat kopi dari Nusantara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun