Aku terjatuh karena terserempet bus. Anehnya, waktu jatuh seperti melihat bocil menyeret ku. Antara sadar atau tidak seperti melihat dua bocil.
Satu menyeret ku ke tepi. Satu lagi mendorong motor ke tepi.
Semakin membuatku heran karena bocil yang mendorong sepeda motor ku bersama seorang wanita. Entah siapa dia.Â
Bocil yang menyeret ku sangat kuat. Aku seperti melayang sambil telentang. Ditepi jalan saat menjelang magrib.
Lalu, seorang mendatangiku. Dia bilang -- mari Bu, saya antar. Saya sudah diberi uang.
Kudengar rupiah yang dia terima.
Dia bilang -- lima puluh ribu. Dia bermaksud menunjukkan uangnya padaku.
Saku jaket dan saku celana dirogohnya. Tak ada selembar lima puluh ribuan.
Dia pergi. Secepatnya. Mungkin aku ini dikira mahluk seperti tadi. Dua bocil dan seorang wanita.
Untung ada tetangga yang kebetulan lewat. Aku menumpang mobilnya, sementara putranya membawa motorku pulang ke rumah....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H