Hujan deras malam ini membuat jalan tertutup air. Banjir dadakan memaksa supir mengemudi perlahan-lahan. Dia tahu jalan sepanjang ini banyak lubang.
Ban mobil seperti merasai setiap sentuhan dengan aspal berlubang. Kami yang berada di dalam mobil ikut bergoyang setiap kali ban  berada di lubang aspal.
Seketika kami semua kaget melihat kakek memberi arah. Benar, jalan yang ditunjukkan kakek itu aman. Tak ada goyangan sepanjang jalan ini.
Perasaan tegang mulai terasa ketika kami melewati jajaran orang orang berpakaian serba putih di kiri kanan mobil kami.
Sepanjang jalan ini-- jalan di depan makam bagai di kawal.
Sementara kakek yang tadi itu ke mana?
 Entah berapa lama kami melewati jalan berlubang itu. Tahu-tahu jalan di depan kami sudah mulus dan kering.
Keponakan kami yang duduk paling belakang berseru.
 "Di belakang ngga ada siapa - siapa...."
Ku rasa tidak ada yang berani menoleh ke belakang memastikan omongan keponakanku.
"Kita mampir ke pompa bensin dulu, mau ganti baju."