Masih sangat pagi. Adzan subuh belum bergema. Rasanya lebih nyaman mandi air hangat terlebih dahulu. Niatnya diberi sedikit garam dan sereh. Lalu direbus. Rebusannya untuk mandi pagi
Membayangkan segarnya tubuh mandi menggunakan rebusan sereh, membuat diriku lebih semangat.
Apa daya panci yang akan digunakan ternyata bocor. Bocoran yang keluar dari panci membuat api kompor menggoda perhatianku.
Api seolah - olah memanggilku meminta perhatian.Â
Aku menjadi sadar ada sesuatu yang telah terjadi pada panci terlama yang aku miliki.
Ternyata pada tungku api tertetesi air dari panci bocor. Air yang keluar dari bocoran panci tampak terkumpul di piringan tungku api.
Panci langsung ku-angkat dan isinya segera berpindah ke panci lain.
Dibalik panci, tampaklah tambalan yang lama. Lalu aku meneropong panci untuk melihat lebih seksama -- bagian mana yang bocor. Apakah tambalan pertama?
Kulihat bocoran itu di sisi samping. Segera kakiku melangkah ke tempat penyimpanan sarana pertukangan. Mencari tambalan panci yang dulu pernah ku beli untuk menambal panci lagi saat ini.
Dulu aku membeli 2 lembar harganya seribu rupiah.Â