Sebentar lagi Desember datang. Dia ada bersama kita sesuai umurnya, 31 hari saja. Setelah itu, bisa lama tetap menggantung di tempat kita -- selama belum ada penggantinya. Bisa juga langsung masuk tong sampah.
Jika berkenan, jangan dibuang kalender itu. Bisa kita manfaatkan untuk menempel foto-foto yang pernah kita terima. Caranya, tutupi kalender bekas itu dengan kertas bekas yang hanya digunakan satu sisi saja. Kita bisa meminta kertas bekas di tempat foto copy. Biasanya ada ketikan salah, atau tugas para siswa salah ketik teronggok di sana. Saya biasanya memanfaatkan kertas soal bekas ulangan semester.
Kertas-kertas yang kita dapat dari tempat foto copy itu sangat bermanfaat untuk menutupi gambar dan angka pada kalender. Karena kertas kalender tipis, biasanya gambar tampak tembus hingga halaman belakang kertas kalender. Maka saya menutupi kertas kalender bolak-balik. Jika kertas kalender tebal, gambar tidak tembus atau menerawang -- Â cukup menutupi lembar depannya saja. Kecuali jika tertutup foto seluruh halamannya, maka tidak perlu ditutupi kertas bekas.
Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk melatih siswa agar bisa menggunakan kembali kalender bekas sebelum dibuang suatu hari nanti. Bagi saya menggunakan kalender bekas itu praktis karena  tidak perlu menjilid. Halaman berikutnya pada kegiatan Pojok Galeri terlampir sebagai berikut.
Membuat  kumpulan foto berlabel Pojok Galeri ini menggunakan nomor halaman, agar penyimak foto lebih mudah membuka dengan membuat sudut angka. Foto berikut adalah tampilan saat galeri foto terbuka lebar.
Saya juga memanfaatkan kalender bekas untuk kegiatan literasi. Dengan menggunakan kalender untuk kegiatan literasi, lebih mudah mengarsip sekaligus merawat arsip itu sendiri. Sebab bisa dipajang sambil disimpan. Kita bungkus dengan plastik yang bisa kita beli meteran.Â
Salah satu kegiatan literasi yang dimaksud itu adalah  mading model kalender seperti tampilan di bawah ini.