Berkumpul bersama di arena pemakaman, mengirim doa di bulan Sya'ban dan sebelum puasa Ramadhan, dikenal dengan nama nyadran.
Maka, pantas saja seminggu ini beberapa anak mohon diri, pamit pulang awal untuk mengikuti doa bersama di arena pemakaman keluarga mereka. Di kampung bapak dan ibu mereka.
Inilah kesempatan yang terbaik, bagi mereka mengingat para leluhur dan mendoakannya. Agar mereka mendapat kesempatan menghormati leluhurnya, sekaligus mengingat adanya Tuhan Yang Maha Esa.
Aku teringat, sepupuku belum njawil untuk mulai iuran atau masak bersama. Kadang kami minta tolong orang di kmpung sana untuk dimasakkan.
Setiap keluarga biasanya membawa makanan untuk dinikmati bersama. Suasana akan terasa hangat, sekaligus ajang berkumpul, mempererat persaudaraan
Karena belum ada woro-woro digrup keluarga untuk kumpul kapan, jam berapa, maka lebih baik menunggu datangnya info nyadran bersama saja. Lagi pula sekarang tugas sedang antri, alias bekum ada waktu longgar. Mungkin minggu depan, yang penting sebelum puasa, dan masih bulan Sya'ban.
Biasanya, kami dari rumah membawa sapu lidi, tempat sampah, kalau sempat membuat lubang untuk sampah daun. Tidak dalam, hanya sedikit lekuk agar tidak mudah tersapu angin. Nanti akan ada yang mengurus sampah itu lebih lanjut.
Mumpung saat ini melewati pasar,aku mampir ke pasar dulu membeli sapu lidi. Sapu lidi di rumah sudah tidak nyaman untuk menyapu.
Adakah yang mau ikut ke pasar? Saya tunggu di pasar lima belas menit sekalian jajan bakso. Yuuuk, siapa mau menyusul......?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H