Mohon tunggu...
Murni Rianti
Murni Rianti Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan SMK Yudya Karya Kota Magelang

Membaca, menulis, traveling, berkebun, bertanam, kurator, olah raga jalan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mbak Supi Teman Belajarku, Bukan PRT

2 Februari 2023   18:22 Diperbarui: 2 Februari 2023   18:26 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin Mbak Supi juga ingin sekolah bersamaku. Ibu tidak mendaftarkan Mbak Supi sekolah, tetapi kursus. Mbak Supi boleh kursus apa saja. Bagiku kok enak Mbak Supi karena boleh kursus. Aku maunya waktu itu kursus saja. 

Namanya juga keinginan bocil. Ternyata ibu dan ayah mempunyai pertimbangan lain. Kalau soal belajar, bisa belajar bersama Mbak Supi, belajar komputer jaman jadul. 

Hal yang paling menyenangkan, Mbak Supi suka belajar dan mengerjakan latihan. Jadi aku belajar dari jawaban Mbak Supi.

Mbak Supi suka mencuci atau menggosok baju sambil ngomong sendiri atau sambil membaca. Yang kuingat dia bilang, gunung api kerucut terbentuk karena campuran erupsi eksplosif atau ledakan dan efusif atau lelehan. Contohnya Gunung Semeru, Gunung Merbabu. Tingkatan  status gunung, normal level 1, waspada level 2, siaga level 3, awas level 4.

Mbak Supi membaca semua bukuku dengan keras. Aku dengan senang hati mendengarkan saja. Lebih menyenangkan daripada membaca sendiri.

Dulu Mbak Supi pernah sekolah di SMP yang ada di tetangga kampung tempat Mbak Supi tinggal. Sayangnya hanya beberapa bulan saja lalu menganggur dan akhirnya hanya menyibukkan diri membantu di sawah.

Ketika ikut ibu, di rumah ibu, sambil menggosok Mbak Supi membaca. Sambil bermain bersamaku. Kegiatan Mbak Supi bersamaku, ya belajar, ya bermain.

Di sekolah, teman belajar dan bermainku teman-teman sekelas. Di rumah, teman belajar dan bermainku, Mbak Supi. Jadi Mbak Supi temanku di rumah sampai aku lulus, SMA.  Setelah itu, aku jarang bertemu karena aku kerja sambil kuliah di kota lain.

Yang menjadi kenanganku bersama Mbak Supi adalah membaca kerasnya. Aku tidak perlu membuka buku. Cukup mendengarkan Mbak Supi membaca.

Mbak Supi juga suka menghapal arti - arti yang dia baca sambil berbicara keras. Yang beruntung aku. Sebab, mendengar Mbak Supi mengartikan ke bahasa Indonesia membuat aku juga ikut belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun