"Suami di rumah dan istri yang bekerja."
Bagaimana ketika dalam sebuah rumah tangga terjadi kondisi seperti pernyataan di atas? Memangnya ada? Ada. Bahkan bukan hanya di film komedi berjudul 3 Dara 2 saja, aku sendiri pernah nemuin keadaan seperti ini di kehidupan nyata.Â
Mungkin teman-teman pun pernah nemuin juga ya? Nah, dalam film berdurasi 1 jam 28 menit yang disutradarai Monty Tiwa ini kita akan diajak untuk lebih mendalami permasalahan rumah tangga dengan balutan kesegaran komedi namun tetap meninggalkan pesan dan kesan yang akan mengetuk jiwa penontonnya.
Awal Mula Timbulnya Masalah
Film 3 Dara 2 akan dibuka dengan adegan Tora Sudiro yang memerankan tokoh bernama Afandi, tengah dihantui mimpi buruk yakni dia berubah menjadi seorang perempuan seperti kisah sebelumnya di Film 3 Dara pertama.Â
Afandi bersama kedua sahabatnya Jay (Adipati Dolken) dan Richard (Tanta Ginting), dikutuk menjadi perempuan oleh seorang pelayan cafe yang telah mereka goda. Apalagi tiga laki-laki ini memang sudah melakukan kesalahan yaitu sering meremehkan perempuan. Adegan di awal film cukup membuat penasaran dan penonton akan diajak untuk tertawa menyaksikan tingkah Afandi di alam mimpinya.
Adegan selanjutnya yang tak kalah menarik ketika Afandi akan berangkat kerja dan dilayani oleh sang istri-Aniek, yang diperankan oleh Fanny Fabriana. Mulai dari menyiapkan sarapan di meja, memakaikan jas kerja, hingga memasangkan sepatu.Â
Sementara sang suami bersantai ria sembari menikmati sarapan dan membaca koran. Eyang Putri (Cut Mini) yang saat itu tengah sarapan bersama, memprotes tindakan Aniek karena ia sangat kesal melihat putrinya diperlakukan seperti pembantu oleh menantunya. Apalagi menantunya itu bekerja di perusahaan miliknya, yang bagi Eyang Putri si menantu tidak ada apa-apanya.
Afandi sudah tidak tahan dihina oleh mertuanya. Dia bertekad akan berusaha dengan tangannya sendiri demi membanggakan sang istri dan mertua. Afandi pun mengajak Jay dan Richard bekerja sama untuk melaksanakan sebuah ide yang menurutnya akan dapat mengubah kehidupan mereka menjadi lebih baik.Â
Iya, Jay dan Richard juga berkeinginan membahagiakan keluarga masing-masing dan menunjukkan bahwa mereka adalah suami yang bisa diandalkan. Ide tersebut adalah berinvestasi pada perusahaan perkebunan milik Bowo (Dwi Sasono) sebesar 45 miliar. Dari hasil investasi tersebut mereka dijanjikan mendapatkan keuntungan besar, yang membuat mereka bisa menjadi konglomerat.Â
Mereka sepakat untuk tidak bercerita dulu pada istri masing-masing. Istri tidak perlu kerja suami, biarlah suami yang mengusahakan dan istri cukup menikmati hasilnya, seperti itu anggapan mereka bertiga.