Tidak jarang, seseorang menjadi terkenal oleh sebuah karya yang dihasilkannya. Salah satunya adalah tulisan. Tulisan merupakan karya abadi, yang mampu membawa seseorang menjadi lebih dikenal oleh masyarakat luas. Contoh saja, tentu kita semua mengenal Habiburrahman El Shirazy atau yang biasa dikenal dengan Kang Abik, sang penulis novel fenomenal Ayat-Ayat Cinta. Seandainya Kang Abik tidak menulis novel tersebut, apa ia akan dikenal orang sebanyak sekarang? Kenal Asma Nadia? Kenal Tere Liye? Bahkan penulis muda yang sedang naik daun sekarang, Erisca Febriani? Mereka semua terkenal karena tulisan yang mampu menyentuh hati setiap pembaca.
Terkenal, merupakan salah satu 'risiko' yang harus ditanggung seorang penulis sukses. Ada lagi risiko lainnya, yaitu risiko menjadi kaya. Wah, penulis bisa kaya? Bisa dong! Ingat JK Rowling? "Aduh, aku ingin juga dong jadi penulis. Aku siap deh menanggung dua risiko tadi." Ketawa yuk. Hahaha....
Selesai ketawa sebentar, kita kembali ke laptop. Iya, sekarang saatnya kita memulai untuk menulis. Tapi kok, sejam kemudian sama sekali tidak ada hasil. Layar di laptop masih putih tiada noda. Ternyata sulit. Ternyata tidak semudah menghabiskan semangkuk bakso hangat. Tenang, ada solusinya. Simak yuk!
Mulai hari ini, tanggal 08 Oktober 2017, Forum Lingkar Pena (FLP) Cabang Palembang menggelar sebuah kegiatan yang disebut dengan Klub Cinta Menulis ke 10, yang disingkat menjadi KCM X. Kegiatan ini merupakan acara pembukaan sekaligus kelas pertama untuk para peserta yang telah mendaftar. KCM adalah salah satu wadah bagi FLP Palembang dalam melakukan penerimaan anggota baru. Peserta KCM X ini pun beragam, mulai dari dosen, pegawai, mahasiswa hingga siswa SD pun tidak mau ketinggalan.
"Semua yang indah adalah puisi." Begitu kata guru yang pernah mengajar di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur ini. Pak Alpan mengatakan, setiap hal yang dirasakan, baik itu perasaan bahagia atau sedih sekali pun, semuanya dapat menjadi puisi. Kok bisa kesedihan menjadi puisi? Ya, dengan puisi, kesedihan akan menjadi sebuah keindahan. Kesedihan yang tertuang dalam bait-bait puisi, akan melahirkan kata-kata yang pada akhirnya menjadi keindahan.
Usai penyampaian puisi, sesi tanya jawab langsung diberikan untuk seluruh peserta. Sebelumnya, Pak Alpan menantang para peserta untuk membuat beberapa kata yang dijadikan puisi. Beberapa peserta membacakan sedikit puisinya dengan bersemangat. Sepertinya peserta sudah memahami materi puisi dari Pak Alpan ya.
Bagaimana, seru 'kan kegiatan  dari FLP Palembang? Bukan KCM saja, FLP Palembang masih ada beberapa acara keren yang membuat kalian semua jadi suka menulis dan 'terpaksa' menjadi penulis yang memiliki buku karya sendiri. FLP Palembang memang pilihan pas untuk kalian yang memiliki hobi menulis atau yang memiliki keinginan untuk menjadi seorang penulis. Kalian yang belum sempat daftar di KCM X, bisa siapkan diri di KCM selanjutnya ya. Mari menulis untuk mencerahkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H