Mohon tunggu...
Murni Oktarina
Murni Oktarina Mohon Tunggu... Auditor - Inspektorat Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

Lahir dan menetap di Palembang. Penulis Novel Merindumu, Novel Goodbye My Days, dan Buku Kumpulan Cerpen Penantian di Bawah Sakura

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Afi Nihaya Faradisa, Akhirnya Aku Gerah

27 Juni 2017   12:54 Diperbarui: 27 Juni 2017   15:19 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Afi, dalam keadaan yang sesadar-sadarnya, akhirnya aku share juga tulisanmu di akun FB-ku yang followers-nya tidak seberapa dibandingkan akun FB-mu. Huft, kali ini aku gerah. Aku ingin berkipas-kipas sedikit. Ah, padahal aku sudah berusaha untuk tidak peduli. Aku tak ingin ikut andil dalam membuatmu semakin terkenal. Ya, kau memang sudah begitu terkenal apalagi setelah kasus plagiatmu timbul ke permukaan. Banyak yang menasihati, banyak yang protes, banyak yang mem-bully, banyak yang prihatin, banyak juga yang membela. Wah, Afi begitu hebat!

Afi, kau memang benar seandainya followers akunmu cuma sedikit, tidak akan menuai protes atas tulisan plagiatmu. Nah, itu karena yang baca 'kan emang sedikit. Masalahnya followers-mu banyak, banyak sekali, Afi. Mereka membaca tulisanmu, mereka merasa pernah membacanya di tempat lain, lalu mencari tahu, dan pada akhirnya menemukan lalu menyuarakan kebenaran. Jadi itu bukan sebuah kesalahan, 'kan? Seharusnya kausadar, dengan memiliki followers yang tidak sedikit, kau akan menerima risiko dan kau harus menelan pendapat atau pun komentar mereka.

Afi, dari awal aku memang bukanlah penggemar tulisanmu. Sesekali aku membaca tulisanmu karena rasa penasaranku. Hingga aku pun mengikuti berita tentangmu. Di usia yang terbilang muda, kau telah meraih prestasi tinggi yang mungkin jadi impian banyak orang. Bahkan saat ini-ketika kau merasa di-bully terus-terusan, bukankah itu membuatmu semakin terkenal lagi. Apa kau 'berbahagia'? Jika kau sendiri mulai kelelahan, kau bisa beristirahat saja.

Mereka yang kaubilang mem-bully sebenarnya mereka peduli. Hanya saja mungkin cara penyampaian beberapa di antara mereka yang kurang pas sehingga bukannya kausadar malah kau terkesan selalu membela diri. Di sini aku mulai mengkhawatirkanmu, Afi. Seandainya saja jika kau meminta maaf tanpa ada kata 'tapi', lama-lama bully-an itu akan mereda dengan sendirinya. In syaa Allah.

Afi, saat ini mungkin saja Allah sedang memberimu cobaan dengan masalah menyakitkan, yang sebelumnya kau diberi cobaan dengan kebahagiaan. Memintalah bantuan kepada Allah. Keimanan dan ketakwaanmu adalah kuncinya. Percayalah Afi, apa yang kauberi untuk orang lain maka itu juga yang akan kaudapatkan dari orang lain. Maka berilah sebuah kebenaran, bukan sebuah kebohongan.

Aku bukan sedang mengajari atau menasihatimu, sebab aku yakin pengetahuanmu lebih luas, bacaanmu lebih banyak, tulisanmu jauh lebih bagus, dan pengalamanmu yang lebih membumbung ke angkasa. Cuma sesama muslimah, kita berkewajiban untuk saling mengingatkan. Teruslah menulis dengan kejujuran, Afi! Bersikaplah selayaknya profesional meski usiamu masih sangat muda.

Palembang, 27 Juni 2017

 

(Murni Oktarina) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun