Mohon tunggu...
Murni Oktarina
Murni Oktarina Mohon Tunggu... Auditor - Inspektorat Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

Lahir dan menetap di Palembang. Penulis Novel Merindumu, Novel Goodbye My Days, dan Buku Kumpulan Cerpen Penantian di Bawah Sakura

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kita Begitu Dekat dengan Kematian

11 Juni 2017   08:57 Diperbarui: 11 Juni 2017   13:00 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Belum lama artis Yana Zein meninggal dunia, berita duka kembali hadir atas meninggalnya artis Julia Perez kemarin. Usia di dunia memang tak ada seorang pun yang tahu. Semuanya menjadi sebuah rahasia Allah. Sampai di detik ini, waktu memang milik kita. Namun, detik berikutnya belum tentu kita masih diberikan kesempatan untuk bernapas. Kita sebagai makhluk dengan penuh keterbatasan, hanya mampu mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi sebuah kematian yang telah digariskan untuk semua makhluk hidup di dunia.

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.“ (Q.S. Ali Imran:185)

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan”. (Q.S. Al- 'Ankabut:57)

Lalu persiapan seperti apa yang seharusnya kita lakukan? Takwa dan Islam jawabannya. Seperti pada firman Allah di Surat Ali Imran ayat 102, yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.”

Beberapa waktu lalu, ada seorang Qori yang meninggal saat ia melantunkan ayat suci. Ada juga seorang pemain sepak bola yang meninggal saat bermain bola. Ada yang meninggal saat ia melakukan kegiatan positif dan ada juga yang meninggal saat tengah melakukan kegiatan negatif. Kita mau pilih yang mana? Semua tergantung diri masing-masing.

Begitu dekatnya kematian dengan diri kita. Maka dari itu, setiap saat kita harus mempersiapkannya. Dengan ketakwaan dan keislaman, in syaa Allah kematian akan menjadi sebuah pertemuan terindah kita dengan Rabb pemilik jiwa dan raga. Aamiin ya Robbal aalamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun