Bin, warna hitam duniamu belum luruh
Meski diterpa langkisau-melindap perapuh
Bulir dari kedua matamu laksana noktah keruh
Namun tatih langkahmu tak pernah terjatuh
Bin, setiap senyum yang kaugariskanÂ
Ada luka bersemayam menjelajah harapan
Tatapan berbicara jenuh dalam keletihan
Hingga hujan di hati Ibu kian basah merawan
Kala itu, seragam putih merahmu kaupeluk erat
Bersama kokok ayam dan tetes embun kaugenggam semangat
Ransel biru di punggungmu bagai seorang sahabat
Dalam mengukir ilmu pada dinding jiwa kecilmu nan hebat
Ya...bagi Ibu kau anak hebat, Bintangku!
Ketika kau dipanggil Si Anak Buta oleh temanmu
Hanya sebuah senyum kauhadiahkan tanpa jemu
Walau sesungguhnya airmata menghentak di kalbu
Putri kecilku yang mewarnai kelam
Tak ada lagi senandung yang kaunyanyikan di kehadiran malam
Telah kaulepaskan hidupmu dari jeratan temali suram
Lalu kau ajari Ibu tentang tegar yang tak pernah padam
Palembang, 22 April 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H